Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa yang Menyebabkan Mayoritas Anak Indonesia Malas Membaca?

24 Agustus 2024   21:54 Diperbarui: 24 Agustus 2024   21:59 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana kita ketahui, membaca merupakan salah satu kegiatan untuk melatih daya kreativitas dalam hal memperoleh pesan yang disampaikan pengarang melalui referensi kata-kata dan kalimat. Lebih lanjut, membaca adalah proses kognitif yang melibatkan pengenalan, pemahaman, dan interpretasi terhadap simbol-simbol tertulis. Aktivitas ini tidak hanya sekadar mengenali kata-kata, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk menangkap makna dan informasi yang terkandung dalam teks. 

Membaca memainkan peran penting dalam pembelajaran dan pengembangan pengetahuan, karena melalui membaca seseorang dapat memperoleh wawasan baru, memperluas kosakata, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Selain itu, membaca juga berfungsi sebagai jendela untuk memahami budaya, pandangan hidup, dan pengalaman orang lain yang tertuang dalam tulisan. 

Dalam kehidupan sehari-hari, rasa-rasanya tak ada suatu aktivitas pun yang kita lakukan tanpa melibatkan aktivitas membaca. Mulai dari berjalan di pinggir trotoar, berkendara dengan kendaraan motor atau mobil, bekerja di kantoran, bersantai sambil membaca koran, menikmati makanan sembari menonton tayangan berita atau talkshow, hingga tiduran sambil menonton tayangan Tiktok rasanya semua pasti melibatkan aktivitas membaca.

Membaca memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari karena merupakan jendela untuk memperoleh pengetahuan dan informasi yang luas. Dengan membaca, seseorang dapat memahami berbagai aspek kehidupan, mulai dari hal-hal praktis seperti instruksi penggunaan, berita terkini, hingga karya sastra yang memperkaya jiwa. 

Selain itu, membaca juga membantu mengasah kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang lebih baik. Dalam konteks sosial, membaca memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam percakapan yang bermakna dan mengikuti perkembangan di sekitar mereka. Oleh karena itu, membaca bukan hanya sekadar aktivitas individual, tetapi juga merupakan fondasi penting dalam menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna.

Problematika Membaca bagi Anak-Anak di Era Sekarang 

Problematika membaca bagi anak-anak di era sekarang semakin kompleks seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola hidup. Di satu sisi, akses terhadap informasi dan bahan bacaan menjadi lebih mudah berkat keberadaan perangkat digital dan internet. Namun, di sisi lain, kemudahan ini juga menimbulkan tantangan tersendiri. Anak-anak cenderung lebih tertarik pada hiburan digital seperti video game, media sosial, dan konten visual lainnya, yang sering kali mengalihkan perhatian mereka dari aktivitas membaca.

Selain itu, banyaknya pilihan konten yang tidak selalu edukatif membuat anak-anak lebih rentan terhadap penurunan minat baca. Kurangnya pendampingan dan pembiasaan membaca di rumah juga menjadi faktor yang memperburuk situasi ini. Akibatnya, keterampilan literasi anak-anak bisa terhambat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam memahami dan menganalisis informasi di kemudian hari. Untuk itu, diperlukan upaya bersama dari orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong kebiasaan membaca pada anak-anak sejak dini.

Lantas, apa yang menyebabkan mayoritas anak-anak Indonesia malas untuk membaca buku?

Mayoritas anak-anak di Indonesia cenderung malas membaca buku karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan:

1. Pengaruh Teknologi dan Media Digital: Anak-anak saat ini tumbuh di era digital di mana perangkat seperti smartphone, tablet, dan televisi mendominasi waktu luang mereka. Konten digital yang menawarkan hiburan instan dan visual yang menarik lebih sering menjadi pilihan dibandingkan membaca buku, yang memerlukan konsentrasi dan imajinasi.

2. Kurangnya Budaya Membaca di Lingkungan: Banyak anak-anak tidak tumbuh dalam lingkungan yang mendorong budaya membaca. Di rumah, misalnya, orang tua mungkin jarang membaca atau tidak menyediakan waktu khusus untuk aktivitas ini, sehingga anak-anak tidak melihat membaca sebagai kegiatan yang penting atau menyenangkan.

3. Minimnya Akses ke Bahan Bacaan Berkualitas: Di beberapa daerah, terutama di pedesaan dan wilayah terpencil, akses ke buku-buku berkualitas masih terbatas. Perpustakaan yang minim fasilitas dan koleksi, serta kurangnya toko buku, membuat anak-anak kesulitan mendapatkan bacaan yang sesuai dengan minat mereka.

4. Beban Akademis yang Tinggi: Kurikulum sekolah yang padat dengan tuntutan akademis sering kali membuat anak-anak kelelahan. Membaca buku di luar materi pelajaran sering kali dianggap sebagai beban tambahan, bukan sebagai kegiatan yang menyenangkan.

5. Kualitas Bacaan yang Kurang Menarik: Buku-buku yang tersedia kadang-kadang kurang menarik bagi anak-anak, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Ketika anak-anak tidak menemukan bacaan yang sesuai dengan minat dan usia mereka, mereka cenderung kehilangan minat untuk membaca.

6. Kurangnya Motivasi dan Dukungan: Banyak anak yang tidak mendapatkan motivasi atau dorongan dari guru maupun orang tua untuk mengembangkan kebiasaan membaca. Dukungan yang lemah ini menyebabkan anak-anak tidak menyadari manfaat jangka panjang dari membaca.

Faktor-faktor ini secara keseluruhan menyebabkan rendahnya minat baca di kalangan anak-anak Indonesia, yang pada gilirannya mempengaruhi kemampuan literasi dan perkembangan intelektual mereka.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun