Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tren Cuci Darah di Usia Muda, Apa Penyebabnya?

5 Agustus 2024   22:17 Diperbarui: 6 Agustus 2024   09:37 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit yang memerlukan cuci darah, atau hemodialisis, biasanya berkaitan dengan gagal ginjal, di mana ginjal tidak lagi mampu menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah secara efektif. Hemodialisis adalah prosedur medis yang dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal dengan menyaring darah pasien melalui mesin dialisis. Cuci darah dilakukan ketika ginjal rusak parah, sering kali akibat penyakit ginjal kronis, diabetes, hipertensi, atau kondisi lain yang merusak fungsi ginjal secara signifikan. Prosedur ini membantu menjaga keseimbangan kimia dan cairan tubuh serta mencegah penumpukan racun berbahaya. 

Mengutip dari laman SINDOnews, kasus cuci darah pada anak di Indonesia menunjukkan peningkatan, khususnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dan Jawa Barat. Misalnya, di RSCM, terdapat sekitar 60 anak yang menjalani dialisis rutin, dengan 30 di antaranya menjalani hemodialisis. Penyebab utama kasus ini termasuk masalah kesehatan seperti obesitas dan konsumsi makanan yang tidak sehat, serta faktor genetik dan infeksi (SINDOnews).

Pada tahun 2024, Dinas Kesehatan Jawa Barat mencatat peningkatan pasien anak yang menjalani cuci darah, dengan penyebab utamanya adalah penyakit ginjal kronis akibat gaya hidup yang tidak sehat (SINDOnews). Meski demikian, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa tidak ada lonjakan signifikan dalam kasus gagal ginjal pada anak secara nasional, menunjukkan bahwa fenomena ini lebih terkonsentrasi di beberapa daerah tertentu (SINDOnews).

Lebih lanjut, menurut para ahli kesehatan dunia, cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur medis yang digunakan untuk menghilangkan limbah dan kelebihan cairan dari darah ketika ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik. Prosedur ini melibatkan penggunaan mesin dialisis yang berfungsi seperti ginjal buatan, menyaring darah melalui membran semi-permeabel untuk menghilangkan racun dan menjaga keseimbangan elektrolit. Hemodialisis biasanya dilakukan pada pasien dengan gagal ginjal kronis atau akut, serta kondisi lain yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara signifikan.

Penyebab utama munculnya kebiasaan cuci darah dari para pengidap gagal ginjal

 

Penyakit gagal ginjal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori utama: penyebab akut dan penyebab kronis. Berikut adalah beberapa penyebab utama dari kedua kategori tersebut:

Penyebab Akut Gagal Ginjal:

  1. Dehidrasi Parah: Kekurangan cairan dalam tubuh dapat mengurangi aliran darah ke ginjal dan mengganggu fungsi penyaringannya.
  2. Infeksi Ginjal: Infeksi berat seperti pielonefritis dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang mendalam.
  3. Obstruksi Saluran Kemih: Penyumbatan pada saluran kemih, seperti batu ginjal atau pembesaran prostat, dapat menghambat aliran urin dan merusak ginjal.
  4. Reaksi Alergi atau Keracunan Obat: Beberapa obat atau zat beracun dapat menyebabkan kerusakan ginjal secara tiba-tiba.
  5. Cedera Trauma: Cedera pada ginjal akibat kecelakaan atau trauma fisik lainnya bisa menyebabkan gagal ginjal akut.

Penyebab Kronis Gagal Ginjal:

  1. Diabetes Melitus: Diabetes, terutama jika tidak dikendalikan dengan baik, dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, mengganggu fungsi ginjal secara bertahap.
  2. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Tekanan darah tinggi yang kronis dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah ginjal dan mempercepat penurunan fungsi ginjal.
  3. Penyakit Ginjal Polikistik: Kondisi genetik ini menyebabkan pertumbuhan kista di ginjal, yang bisa merusak jaringan ginjal dan menyebabkan gagal ginjal.
  4. Glomerulonefritis: Peradangan pada glomeruli (unit penyaring ginjal) dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk menyaring limbah dari darah.
  5. Penyakit Autoimun: Penyakit seperti lupus dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang ginjal.
  6. Penyakit Ginjal Kronis: Kondisi yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara perlahan, seperti penyakit ginjal kronis, bisa berkembang seiring waktu.
  7. Keturunan dan Genetik: Beberapa gangguan ginjal dapat diwariskan, dan riwayat keluarga dengan penyakit ginjal bisa meningkatkan risiko.

Penting untuk mendeteksi dan menangani penyakit ginjal sejak dini untuk mencegah perkembangan ke gagal ginjal dan komplikasinya. Pemeriksaan rutin dan gaya hidup sehat sangat membantu dalam mengurangi risiko gagal ginjal.

#SalamLiterasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun