Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sebahagia Apa Sih Jadi Pribadi Random di Indonesia?

8 Juni 2024   13:29 Diperbarui: 8 Juni 2024   13:47 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam psikologi, sifat random merujuk pada perilaku atau kejadian yang terjadi tanpa pola atau prediksi yang jelas. Sifat ini sering dikaitkan dengan konsep ketidakpastian dan ketidakstabilan dalam perilaku manusia. Secara khusus, perilaku random dapat dilihat dalam konteks keputusan yang tampaknya tidak mengikuti logika atau aturan tertentu, melainkan terjadi secara acak dan tidak dapat diprediksi. 

Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor seperti ketidakpastian situasional, stres, atau keterbatasan informasi. Dalam studi tentang kognisi dan persepsi, psikolog juga meneliti bagaimana individu memproses dan merespons kejadian yang tampak acak, serta bagaimana mereka mencoba mencari pola atau makna dalam peristiwa yang sebenarnya tidak memiliki keteraturan. Sifat random dalam perilaku manusia menunjukkan kompleksitas pikiran manusia dan ketidakmampuan kita untuk selalu memprediksi atau mengendalikan semua aspek kehidupan.

Lebih lanjut, ada banyak teori yang menjelaskan tentang pengertian sifat random. Paparannya yakni sebagai berikut:

1) Daniel Kahneman dan Amos Tversky:
Dalam penelitian mereka tentang bias kognitif dan heuristik, Kahneman dan Tversky menekankan bahwa manusia cenderung mencari pola dan hubungan bahkan dalam data yang acak. Mereka menunjukkan bahwa banyak keputusan manusia tampaknya random karena dipengaruhi oleh heuristik yang menyebabkan bias sistematis dalam penilaian dan pengambilan keputusan.

2) B.F. Skinner:
Sebagai tokoh dalam behaviorisme, Skinner berpendapat bahwa perilaku yang tampaknya random sebenarnya dipengaruhi oleh penguatan dan hukuman sebelumnya. Menurutnya, meskipun perilaku terlihat acak, ada sejarah pengkondisian yang mendasari tindakan tersebut.

3) Albert Bandura:
Bandura, dengan teori pembelajaran sosialnya, mengakui bahwa perilaku manusia sering kali tampak tidak terduga atau random karena pengaruh berbagai faktor lingkungan, sosial, dan kognitif yang kompleks. Namun, dia juga menekankan bahwa individu memiliki kapasitas untuk mengatur diri dan membuat keputusan yang lebih terarah meskipun dalam kondisi yang tidak pasti.

4) George A. Miller:
Sebagai salah satu pelopor dalam psikologi kognitif, Miller berpendapat bahwa keterbatasan kapasitas pemrosesan informasi manusia menyebabkan perilaku yang tampaknya random. Ketika individu dihadapkan pada tugas yang melebihi kapasitas memori jangka pendek mereka, keputusan dan tindakan mereka dapat terlihat acak dan tidak konsisten.

5) Karl Friston:
Dalam teori free energy, Friston mengusulkan bahwa otak manusia berusaha meminimalkan ketidakpastian dan prediksi error. Meskipun perilaku dapat terlihat acak, sebenarnya ada proses kognitif yang kompleks yang bertujuan untuk memprediksi dan mengurangi kejadian yang tidak diharapkan.

Pandangan-pandangan ini menunjukkan bahwa meskipun perilaku random dalam psikologi sering kali tampak acak dan tidak dapat diprediksi, ada banyak faktor mendasar, baik internal maupun eksternal, yang mempengaruhi tindakan manusia. Para ahli ini memberikan kerangka kerja yang berbeda untuk memahami kompleksitas dan ketidakpastian dalam perilaku manusia.

Ragam Contoh Sifat Random Warga Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun