Lulus dari perguruan tinggi nampaknya telah menjadi hal yang wajib dicapai oleh setiap orang tak terkeceuali mereka yang berusia muda. Namun, pasca lulus bukannya langsung diterima dalam dunia pekerjaan. Beberapa orang yang telah lulus justru kerap dihadapkan pada satu situasi pelik yakni sulitnya mendapatkan pekerjaan. Benarkah demikian?
Melansir dari laman BPS (Badan Pusat Statistik)Â menunukkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia yanb tercatat pada 2022 mencapai 8,43 juta jiwa. Sebanyak 7,99% atau sekitar 673 ribu adalah mereka yang baru lulus atau telah lama lulus dari bangku universitas.Â
Laman NBCÂ juga telah mengonfirmasi bahwa angkatan tahun 2020 adalah mereka yang paling sulit mendapatkan lapangan kerja dan terus berlanjut hingga para lulusan sarjana yang lulus tahun 2021. Sebuah survei baru terhadap 1000 lulusan perguruan tinggi AS oleh situs ketenagakerjaan menunjukkan sekitar 45% lulusan tahun 2020 masih mencari pekerjaan.Â
Dari fakta di atas, muncul pertanyaan penting yakni apa yang menyebabkan para lulusan tersebut kesulitan mendapatkan pekerjaan atau diterima dalam dunia kerja? Apa yang kurang dari lulusan tersebut?
Banyak lulusan sarjana baru di Indonesia yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan atau diterima di dunia kerja karena berbagai faktor yang saling terkait. Berikut adalah beberapa faktor penyebab utamanya:
1) Kesenjangan antara Pendidikan dan Kebutuhan Industri:
Kurikulum pendidikan di banyak perguruan tinggi belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan industri. Banyak lulusan tidak memiliki keterampilan praktis yang dicari oleh pemberi kerja.
2) Minimnya Pengalaman Kerja:
Banyak lulusan baru yang kurang memiliki pengalaman kerja atau magang yang relevan. Pengalaman kerja sering kali menjadi salah satu syarat penting yang dicari oleh perusahaan.
3) Keterampilan Non-Teknis yang Kurang:
Selain keterampilan teknis, keterampilan non-teknis (soft skills) seperti komunikasi, kerja sama tim, dan manajemen waktu juga sangat penting. Banyak lulusan yang kurang menguasai keterampilan ini.