Perjalanan Bangsa Indonesia dalam dunia politik sudah berlangsung sejak lama. Dimulai dari era orde lama yang dipimpin oleh Soekarno, hingga era reformasi yang dipimpin oleh pemerintahan Joko Widodo. Dalam praktiknya yang terekam jelas dalam banyak bukti dokumen baik berupa salinan foto, dokumen, maupun tayangan video tentu kita melihat betapa babak belurnya Indonesia dari masa ke masa. Nasib dan kesejahteraan seakan kian "dipertaruhkan"Â menjelang pesta demokrasi tiba.Â
Tentu kita masih ingat ketika muncul pro dan kontra kala seorang mantan Jenderal TNI yakni Soeharto diangkat menjadi presiden pada tahun 26 Maret 1968. Melalui mandat yang diberikan presiden sebelumnya yakni Soekarno, Soeharto yang mendapatkan ruang serta kesempatan untuk melakukan aktivitas pemerintahan melalui surat perintah 11 Maret (supersemar)Â dianggap telah berhasil menjadikan alasan untuk Soeharto mengambil alih pucuk kepemimpinan melalui keputusan MPR pada 1968 lalu.
Kedua, kita melihat perjalanan luar biasa Indonesia di bidang politik kala mencoba merajut kembali politik yang berorientasi pada asas keadilan dan kesatuan dengan sebutan demokrasi. Muncullah gagasan yakni membentuk apa yang namanya orde reformasi bahwasannya pemerintah yang bekerja untuk negara wajib mereka yang bebas dari praktik kotor pelaksanaan pemerintahan orde baru. Yakni menghidupkan lagi ruang-ruang diskusi, kembali memberikan kebabasan kepada masyarakat untuk berorganisasi, tak ada kekerasan dan penghilangan orang, dan ragam tuntutan lainnya di bidang politik.Â
Maka dari itulah, muncul apa yang dinamakan demo akbar menuntut Presiden Soeharto yang sudah memimpin kurang lebih selama 32 tahun untuk mundur dari jabatannya. Pada Mei 1998, tuntutan tersebut menjadi nyata kala mantan mertua Prabowo Subianto tersebut resmi mengundurkan diri sebagai presiden.
Era reformasi pun resmi dimulai, dengan mengusung tema perubahan total di tubuh kabinet pemerintahan Indonesia saat itu. B.J. Habibie resmi ditunjuk sebagai presiden ketiga Republik Indonesia. Melalui kepemimpinan beliau Indonesia berhasil dibawa keluar dari krisis moneter 1998 dan menjadi bangsa yang kembali mampu menata kehidupan masyarakatnya menuju ke arah yang lebih baik.Â
Lepas dari masa kepemimpinan B.J.Habibie pada 1998, tahun 1999 pucuk tertinggi kepemimpinan kini beralih ke tangan Abdurahman Wahid atau kita akrab mengenalnya Gus Dur. Melalui beliaulah demokrasi mulai tumbuh dengan subur di Indonesia. Terbukanya kebebasan untuk berpendapat, terwujudnya kemajemukan dan toleransi dalam hal beragama, serta masih ingatkan anda kala Gus Dur memperbolehkan bendera bintang kejora berkibar namun dengan syarat tidak boleh lebih tinggi dari bendera Merah Putih milik Indonesia.
Kemudian pada 2001 perjalanan politik Indonesia kembali dilanjutkan oleh pemerintahan Megawati Soekarno Putri. Pada saat itu, ia dianggap berhasil menerapkan kebijakan politik dan pemerintahan dengan baik dan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dari era presiden sebelumnya. Selanjutnya pada 2004, Indonesia berhasil melaksanakan pemilu pertama era reformasi dengan berhasil memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden.Â
Di bawah kepemimpinan beliau, bangsa Indonesia berhasil dibawa ke arah yang lebih baik. Terutama dalam menerapkan kebijakan di bidang ekonomi, pendidikan, penyediaan lapangan kerja baru, perbaikan birokrasi, dan mampu meningkatkan kapasitas hukum Indonesia dalam memberantas kejahatan korupsi di Indonesia melalui lembaga KPK.
Selanjutnya pada era pemerintahan Joko Widodo yang terpilih sebagai presiden pada 2014 dan berakhir pada 2024 ini. Banyak hal yang telah dilalui pemerintahan era presiden Jokowi tersebut. Salah satu yang paling diingat yakni tentang perjalanan bangsa Indonesia untuk bebas dan sembuh dari pandemi covid-19Â yang melanda Indonesia sejak 2021 lalu. Indonesia berhasil dibawa Jokowi ke arah yang lebih baik dari berbagai aspek.Â
Tentu ada hal menarik kala perjalanan politik Jokowi berakhir pada tahun ini. Ia yang dikenal sederhana, bersahaja, ramah, dan peduli ini mampu menunjukkan kualitas dirinya dalam bidang politik. Berikut adalah beberapa pelajaran penting terkait rekam jejak politik Joko Widodo pasca purna tugasnya sebagai presiden Republik Indonesia.
Fokus pada Pembangunan Infrastruktur:
Salah satu ciri utama pemerintahan Jokowi adalah fokusnya pada pembangunan infrastruktur. Dalam pandangannya, pembangunan fisik seperti jalan, bandara, pelabuhan, dan proyek infrastruktur lainnya memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Upaya Meningkatkan Daya Saing Ekonomi:
Jokowi mendukung berbagai kebijakan untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia. Hal ini mencakup reformasi struktural, penyederhanaan regulasi, dan berbagai upaya untuk mempermudah berbisnis guna menarik investasi.
Pentingnya Keterbukaan dan Transparansi:
Jokowi menekankan pentingnya keterbukaan dan transparansi dalam pemerintahan. Langkah-langkah seperti peluncuran portal data terbuka dan berbagai inisiatif untuk meningkatkan akuntabilitas dapat dianggap sebagai pelajaran dalam mendorong pemerintahan yang lebih transparan.
Pentingnya Respons Cepat terhadap Perubahan dan Krisis:
Terutama selama pandemi COVID-19, Jokowi menunjukkan pentingnya respons cepat terhadap perubahan dan krisis. Upaya-upaya untuk melindungi masyarakat dari dampak kesehatan dan ekonomi pandemi menunjukkan kebutuhan akan kepemimpinan yang adaptif dan responsif.
Pentingnya Diplomasi Ekonomi:
Jokowi mengutamakan diplomasi ekonomi sebagai bagian dari kebijakan luar negeri. Mengembangkan hubungan ekonomi dengan negara-negara lain dianggapnya sebagai cara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan peluang kerja.
Pentingnya Inklusivitas dan Kesetaraan:
Beberapa kebijakan Jokowi juga menyoroti pentingnya inklusivitas dan kesetaraan. Misalnya, program-program pembangunan desa dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antar daerah.
Penting untuk diingat bahwa pandangan terhadap kinerja dan kebijakan seorang pemimpin politik dapat sangat bervariasi. Oleh karena itu, pemahaman dan penilaian terhadap pelajaran berharga dari sikap politik Jokowi dapat berbeda-beda di kalangan masyarakat.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H