C. Sistem Permainan yang tak konsisten
Walau tampil dengan pemain-pemain berkelas sekelas liga top benua eropa. Nyatanya tak membuat permainan Korsel sedap untuk ditonton. Seperti apa yang mereka tunjukkan kala Son cs kalah atas Jordania dengan skor 2-0.Â
Permainan Korsel hanya mengandalkan penguasaan bola dan selalu kelimpungan kala menghadapi situasi serangan balik cepat nan mematikan dari Jordania.
Jika kita menonton laga korea Selatan melawan Jordania kemarin semua akan berpikir bahwa Korsel mampu menguasai permainan ya memang benar penguasaannya saja menyentuh angka presentase 70%. Namun untuk intensitas peluang dan skema serangan, jangan ditanya Korsel hanya sanggup melepaskan 8 upaya tempakan dengan tak ada satupun yang on target.Â
Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan Jordania yang hanya mengandalkan serangan balik cepat melalui skema umpan pendek yang berhasil melepaskan tembakan sebanyak 17 kali dengan 7 di antaranya tepat sasaran.
Itulah beberapa alasan mengapa menurut saya Korsel kurang layak untuk dapat meraih gelar juara pada ajang Piala Asia tahun ini. Tetap semangat Son cs, comeback stronger!
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H