"Pasti sakit sekali itu ya dek, hanya kamu dan Tuhan yang tau rasa sakit itu,"Â Ucap sang ibu sembari tak kuasa menahan isak tangis pasca kejadian pilu yang menimpa sang anak pada 18 Januari lalu. Pasalnya telah terjadi pembunuhan tepatnya di Bolaang Mongondow Timur, Provinsi Sulawesi Utara. Korban yang bernama Tilfa Azahra Mokoagaw atau yang akrab disapa adek Zha ini ditemukan tewas secara mengenaskan di tangan tantenya sendiri.Â
Berdasarkan motif yang telah diselidiki oleh pihak kepolisian, pelaku yang juga tante dari korban itu sendiri mengaku bahwa ia menginginkan kalung beserta anting yang dikenakan korban. Pelaku yang bernama Aning tersebut bahkan tega memutilasi korban yang masih berusia anak-anak demi memenuhi hasratnya mendapatkan perhiasan korban.
Dari kasus tersebut, kita memiliki sebuah kajian mendalam tentang apa persoalan yang kerap dihadapi anak dalam lingkungan keluarganya. Sang anak kerap menjadi sasaran empuk para orang-orang dewasa di sekitarnya yang memiliki banyak permasalahan hidup sehingga dalam penyelesaiannya tak menemui jalan keluar. Maka dari itu, anak yang harusnya mendapatkan kasih sayang serta perlindungan dari orang tua, om, tante, kakek, nenek, serta orang dewasa lainnya yang ada di sekitarnya justru melakukan kekerasan yang tak hanya mencederai mental, psikis, bahkan dapat berakibat pada kematian si anak itu sendiri.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPA) juga mencatat bahwsannya selama tahun 2023 lalu, kasus kekerasan terhadap anak tercatat menembus angka 3.547 kasus. Yang mana, rincian kasus tersebut didominasi lebih banyak yakni kekerasan seksual yang dialami anak. Bahkan, Komnas PA juga mengutarakan bahwa kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di tahun 2023 lalu, jumlahnya meningkat sebesar 30% dibanding tahun 2022.
Miris memang melihat segala macam berita miring yang terjadi di televisi, media massa, dan sumber lainnya yang memberitakan kekerasan terhadap anak. Ada yang sengaja dibuat cacat, diracun, dibunuh, hingga sampai dimutilasi oleh orang terdekatnya yang seharusnya orang tersebut memberikan kasih sayang serta perlindungan selama tumbuh kembangnya.
Lantas, apa sebenarnya motif yang mendorong orang tua maupun orang dewasa kerap gelap mata dan dengan teganya melakukan tindak kekerasan terhadap anak hingga sampai menghilangkan nyawa?
Kekerasan terhadap anak oleh orang tua dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks. Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kekerasan terhadap anak kerap terjadi di Indonesia, seperti:
Faktor Ekonomi:
Ketidakstabilan ekonomi dan kemiskinan dapat menciptakan tekanan ekonomi pada keluarga, yang dapat meningkatkan tingkat stres dan frustrasi orang tua. Situasi ekonomi yang sulit dapat berkontribusi pada kekerasan terhadap anak.Â
Faktor Psikologis Orang Tua:
Gangguan mental, stres, atau masalah psikologis lainnya pada orang tua dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengelola emosi dan tekanan dengan baik, yang pada gilirannya dapat mengarah pada perilaku kekerasan.
Kurangnya Pendidikan Orang Tua:
Orang tua yang kurang pendidikan mungkin tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan yang cukup untuk mengelola stres dan konflik tanpa menggunakan kekerasan sebagai bentuk ekspresi.