Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa yang Menyebabkan Kasus Stunting masih Menghantui Anak-Anak Indonesia

14 November 2023   20:00 Diperbarui: 14 November 2023   20:00 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.gooddoctor.co.id/parenting/kesehatan-anak/apa-itu-stunting)

Fenomena stunting di Indonesia merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang cukup serius. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak masa kehamilan hingga dua tahun pertama kelahiran. Masalah ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga dapat berdampak buruk pada perkembangan kognitif dan kemampuan belajar anak. 

Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, yang merupakan survei kesehatan nasional terakhir, melaporkan bahwa tingkat stunting pada anak di Indonesia sekitar 27,7%. Ini berarti hampir satu dari tiga anak di Indonesia mengalami stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis.

Penyebab stunting di Indonesia sangat kompleks dan melibatkan faktor-faktor seperti gizi buruk, sanitasi yang buruk, akses terbatas terhadap air bersih, serta pendidikan kesehatan yang kurang. Beberapa wilayah di Indonesia, terutama daerah pedesaan, masih mengalami tantangan besar terkait akses layanan kesehatan dan infrastruktur dasar. Kondisi ekonomi keluarga juga turut berperan, karena tidak semua orang mampu memenuhi kebutuhan gizi yang optimal untuk anak-anak mereka.

Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi masalah stunting, termasuk melalui program-program kesehatan dan gizi, peningkatan akses terhadap pendidikan kesehatan, serta upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Namun, upaya ini masih memerlukan kerjasama lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat untuk mencapai perubahan yang signifikan.

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah serius untuk mengatasi masalah ini melalui program-program gizi dan kesehatan anak, kampanye edukasi, dan upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan nutrisi. Namun, upaya ini memerlukan kerja sama lintas sektor dan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak.

Pentingnya pemahaman tentang fenomena stunting ini tidak hanya terletak pada dampak langsungnya terhadap kesehatan anak, tetapi juga pada implikasinya terhadap masa depan bangsa. Anak-anak yang mengalami stunting memiliki potensi kurang optimal dalam hal kecerdasan dan produktivitas, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi negara. Oleh karena itu, penanganan stunting di Indonesia perlu menjadi prioritas bersama untuk memastikan generasi mendatang dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Faktor-Faktor Penyebab Stunting

Stunting pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling terkait. Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan stunting:

Gizi Buruk: Kekurangan gizi, terutama protein, zat besi, vitamin A, vitamin D, dan mineral lainnya, dapat menghambat pertumbuhan optimal anak. Pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya asupan nutrisi yang cukup selama periode kritis pertumbuhan, seperti 1.000 hari pertama kehidupan, dapat menyebabkan stunting.
Infeksi dan Penyakit: Infeksi kronis atau berulang pada masa anak-anak, seperti infeksi saluran pernapasan, diare, dan penyakit menular lainnya, dapat menghambat penyerapan nutrisi dan menyebabkan kehilangan nutrisi yang berlebihan.
Asupan Makanan yang Tidak Cukup Selama Kehamilan: Kesehatan ibu selama kehamilan sangat penting untuk pertumbuhan janin. Jika ibu tidak mendapatkan nutrisi yang cukup selama kehamilan, ini dapat mempengaruhi perkembangan janin dan meningkatkan risiko stunting pada anak.
Sanitasi dan Kebersihan: Akses terbatas terhadap fasilitas sanitasi yang bersih, air bersih, dan kebersihan lingkungan dapat meningkatkan risiko infeksi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan stunting.
Kesehatan Ibu: Kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan memiliki dampak besar pada pertumbuhan anak. Kondisi kesehatan ibu yang buruk, kurangnya pemantauan kehamilan, dan akses terbatas terhadap layanan kesehatan maternal dapat menyebabkan stunting pada anak.
Akses Terbatas terhadap Layanan Kesehatan: Kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan, terutama di daerah pedesaan, dapat menghambat upaya pencegahan dan penanganan stunting. Pemantauan pertumbuhan anak, imunisasi, dan pendidikan kesehatan yang kurang dapat menjadi faktor penting.
Faktor Ekonomi: Keluarga dengan kondisi ekonomi yang rendah mungkin menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka, seperti asupan makanan bergizi dan pelayanan kesehatan yang memadai.
Pendidikan dan Pengetahuan: Kurangnya pemahaman tentang pentingnya gizi dan praktik-praktik kesehatan yang baik juga dapat menyebabkan praktik gizi yang kurang optimal, berkontribusi pada stunting.

Penting untuk diingat bahwa stunting seringkali disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor ini, dan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor seperti kesehatan, pendidikan, sanitasi, dan ekonomi diperlukan untuk mengatasi masalah ini secara efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun