Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Metode Menghapal Sudah Tak Lagi Relevan di Pembelajaran Kurikulum Merdeka

6 November 2023   11:00 Diperbarui: 6 November 2023   11:07 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.gurusiana.id/read/melyanidwiastuti/article/belajar-dengan-metode-menghafal-268580)

Jika berbicara metode pembelajaran tentu kita yang berprofesi sebagai guru akan banyak menemukan metode belajar yang beragam. Keberagaman metode tersebut menjadi pilihan untuk seorang guru dapat mengeksplorasi kemampuan peserta didik di kelas. Ada yang bertanya lebih relevan mana cara belajar yang menggunakan metode menghafal kah? atau membaca sembari memahami? Ada pula beberapa orang yang menyatakan jika ingin mendapatkan esensi pembelajaran lebih baik jangan dihafal, tetapi dipahami. Sebelum membahas lebih jauh mari kita baca sejenak pengertian secara gamblang melalui teori yang menyatakan tentang esensi menghafal dalam proses pembelajaran. 

Menurut Baharuddin (2010), ia menyatakan bahwa menghafal merupakan proses menanamkan asosiasi ke dalam jiwa. Sementara itu Syaiful Bahri Djamarah memiliki anggapan lain yang menyatakan bahwa menghafal adalah kemampuan jiwa memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau (Djamarah, 2008:44). Selain itu, Abdul Aziz Rauf mengungkapkan pandangannya terkait pengertian menghafal yakni menghafal merupakan proses mengulang sesuatu yang baik dengan membaca dan mendengar."

Menghafal adalah suatu proses memperoleh dan menyimpan informasi atau pengetahuan dalam ingatan dengan tujuan agar dapat diingat dan dipulihkan kembali ketika diperlukan. Meskipun konsep menghafal umumnya dikenal oleh banyak orang, definisinya dapat sedikit berbeda menurut perspektif ahli dalam berbagai bidang, seperti psikologi kognitif, pendidikan, dan ilmu otak.

Dalam konteks psikologi kognitif, menghafal bisa diartikan sebagai proses peningkatan kekuatan asosiasi antara stimulus dan respons di dalam ingatan. Proses ini melibatkan pengulangan informasi, pengorganisasian data, dan penggunaan strategi-strategi tertentu untuk meningkatkan retensi dan kemampuan mengingat informasi.

Dalam pendidikan, menghafal sering kali dilihat sebagai salah satu teknik belajar, meskipun pendekatan ini bisa kontroversial. Beberapa ahli pendidikan menekankan pentingnya pemahaman konsep dan keterampilan kritis daripada sekadar menghafal informasi tanpa memahaminya. Namun, ada situasi di mana menghafal masih penting, seperti mempelajari fakta dasar atau mengingat rumus matematika.

Dari sudut pandang ilmu otak, menghafal melibatkan aktivitas neuron di dalam otak, termasuk perubahan-perubahan sinaptik yang memungkinkan penyimpanan informasi dalam bentuk jejak memori.
Penting untuk diingat bahwa metode dan pandangan mengenai menghafal dapat bervariasi di antara ahli-ahli ini, dan tergantung pada konteks dan tujuan penggunaannya. Beberapa ahli mungkin menilai menghafal sebagai suatu kemampuan yang diperlukan, sementara yang lain mungkin menekankan pendekatan pembelajaran yang lebih berorientasi pada pemahaman dan penerapan konsep.

Penerapan Metode menghapal dalam proses pembelajaran

(https://almasoem.sch.id/murajaah-kunci-sukses-para-hafidz-menghafal-al-quran)
(https://almasoem.sch.id/murajaah-kunci-sukses-para-hafidz-menghafal-al-quran)

Pada hakikatnya tidak ada metode pembelajaran yang tidak baik, akan tetapi kita perlu mempertimbangkan situasi dan konteks dari penerapan metode pembelajaran tersebut. Menerapkan metode menghafal perlu dibarengi dengan penerapan dan tindak lanjut yang sesuai oleh guru yang bersangkutan. Misalnya, dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Tidak semua materi bisa dihafal, namun ada materi yang memang perlu dikuasai dan dipahami dengan cara menghafal di awal sebelum dilakukan penerapannya secara konsisten. Misalnya penguasaan kata kerja, kata sifat, atau beberapa aturan kebahasaan yang lazim untuk dihafal.

Di pembelajaran Agama Islam, kita tentu harus menerapkan metode menghafal dalam penanaman ingatan kepada anak agar apa yang dipraktikkan dapat berjalan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Materi penguasaan dan pemahaman surah-surah pendek, perlu dibarengi dengan teknik menghafal dan memahami khususnya terkait dengan ilmu tajwid. Selain itu, menghafal juga perlu dilakukan dalam pembelajaran materi solat lima waktu. Hal tersebut dimaksudkan agar praktik solat yang dilakukan anak-anak dapat terarah dan menjadi lebih baik setiap waktunya seiring dengan proses pembelajaran yang dilakukan secara terus-menerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun