Hala madrid ....!!
Sebagian besar fans Real Madrid mungkin saat ini tengah berbagahagia merayakan kemenangan kala tim kesayangannya berhasil mengalahkan Barcelona dalam lanjutan kompetisi Laliga sabtu 28 Oktober 2023 lalu.Â
Kemenangan yang didapatkan seakan menjadi jawaban terkait keraguan banyak pihak tentang kedalaman skuad Real Madrid musim ini. Ditambah, aktivitas Los Blancos di bursa transfer musim ini juga tak begitu masif.Â
Hanya mendatangkan Brahim Diaz dari Milan, meminjam Kepa Arrizabalaga dari Chelsea, dan Mendatangkan Joselu dari klub yang musim lalu terdegradasi yakni Espanyol adalah sebuah aktivitas transfer yang hambar dari klub raksasa sekelas Real Madrid.Â
Namun, ada yang membedakan dari Real Madrid musim ini. Hal itu tak lain adalah kedatangan Jude Bellingham dari Dortmund musim ini. Pemain yang ditebus dengan harga mahal yakni menyentuh angka 103 juta euro atau setara Rp 1,68 trilliun tersebut berhasil mengangkat performa Real Madrid musim ini setidaknya hingga pekan ke-11 Laliga Spanyol.
Tampil dalam 11 pertandingan awal, El Real meraih 9 kali kemenangan, 1 kali seri, dan 1 kali kalah. 23 kali memasukkan gol dan hanya kebobolan 8 gol menjadikan Real Madrid sebagai tim dengan kebobolan paling sedikit di Laliga musim ini. Bertanding melawan Barca asuhan Xavi di Camp Nou, Barcelona harus mengakui kekalahan dari rival beratnya yakni Real Madrid dengan skor tipis 1-2. Â
Laga berjalan seru antara Barcelona melawan Madrid sejak menit awal. Madrid yang bermain sebagai tim tamu, justru tampil hati-hati sepanjang babak pertama. Sementara Barcelona berhasil menguasai 54% penguasaan bola, melepaskan total 15 tendangan dengan 3 tendangan mengarah ke gawang.
Ilkay Gundogan membuka keran gol bagi tim Catalan pada menit ke 6', memanfaatkan kesalahan pemain bertahan Real Madrid yang salah mengantisipasi bola. David Alaba yang bermasud ingin mengambil bola dengan sleding tackle, justru gagal dan bola dengan gampangnya berhasil dimaksimalkan Ilkay Gundogan menjadi gol dan membuka keunggulan Barcelona 1-0. Skor tersebut bertahan hingga babak pertama usai. Di babak kedua, Real Madrid mengubah strategi permainan.Â
Menarik keluar Kroos dan Rodrygo, Ancelotti memasukkan Joselu dan Modric di menit 63'. Hasilnya, Bellingham berhasil mencetak gol penyama kedudukan di menit 68'. Memanfaakan bola mundah hasil sepak pojok, Jude berhasil melepaskan sepakan keras yang menghujam gawang Ter Stegen. Gol tercipta skor berubah 1-1.
Tampil dominan di babak kedua, Real Madrid berhasil mengubah skor menjadi 2-1 setelah Jude mampu mengonversi umpan difleksi Luka Modric pada menit 90+2'. Skor pun berubah menjadi 2-1, dengan hasil tersebut Real Madrid memastikan puncak klasemen dengan raihan 28 poin unggul head to head atas Girona di peringkat dua. Lantas, bagaimana taktik yang diterapkan Ancelotti sehingga ia mampu membawa Real Madrid menang atas Barca?
Pragmatis dan Kemampuan membaca permainan
Tak mengeherankan memang saat Real Madrid berjumpa Barcelona, gaya permainan Real Madrid selalu mengandalkan taktik counter attack. Hal tersebut terlihat dari cara bermain mereka di babak pertama. Real Madrid  bermain hati-hati di babak pertama, kombinasi Tchouameni, Kroos, dan Valverde tak terlalu tampak dalam hal penyerangan.Â
Mereka hanya dikhususkan untuk fokus menahan agrsivitas para pemain lini tengah Barca yang cenderung eksplosif terutama Fermin, Gavi, Gundogan, dan Joao Cancelo. Hasilnya sesuai harapan, walau sempat melakukan kesalahan. Madrid berhasil menahan gempuran Barca di babak pertama dan memaksa Barca hanya unggul 1-0.
Situasi tersebut berhasil dimanfaatkan Real Madrid di babak kedua. Ancelotti menarik beberapa pemain guna memasukkan nama-nama macam Modric, Camavinga, dan Joselu.Â
Kombinasi dan gempuran dari para pemain Madrid yang terkenal rajanya injury time, berhasil memaksa Barcelona harus menelan kekalahan saat gawang mereka dibobol melalui situasi bola mati, dan situasi open play di penghujung babak kedua.
Jude Bellingham jadi Pembeda
Jude Bellingham berhasil memaksimalkan keleluasaan yang diberikan Ancelotti kepadanya untuk dapat bermain mobile di lini serang El Real. Dimainkan selama 90' menit, jude mampu memanfaatkan 2 peluang yang didapatkan menjadi dua gol penting bagi Real Madrid.Â
Jude Bellingham seakan menajdi jawaban dari kebuntuan lini depan Madrid musim ini yang hanya berharap pada kombinasi Vinicius dan Rodrygo. Saat mereka berdua kesulitan berkembang, sementara Joselu tak memberi dampak apa-apa. Bellingham berhasil menjadi pembeda dengan memberikan kontribusi luar biasa di lini penyerangan.
Mengutip dari routers, Jude berjasil membuat 73 sentuhan, 92% akurasi umpan, 2 intersep, melepaskan 2 umpan kunci, 3 kali perebutan, dan hanya melakukan satu tekel. Ini membuatnya mampu menjadi pemain terbaik pada laga el clasico dua hari yang lalu.
Mental Bertanding yang mengakar dan Regenerasi yang mulai berhasil
Musim ini nampaknya menjadi musim terakhir bagi beberapa pemain veteran macam Modric dan Kroos. Namun, manajemen seakan sudah jeli melihat situasi yang terjadi termasuk menjawab siapa pemain yang layak menggantikan peran keduanya yang tak tergantikan selama bermusim-musim. Nama-nama yang diproyeksikan seperti Tchouameni, Camavinga, Fede Valverde, Brahim Diaz, hingga Jude Bellingham mampu menjawab keraguan tersebut.
Ditambah, mental bertanding yang sudah kuat dan mengakar sehingga walau Madrid tertinggal 1 sampai 2 gol, mereka mampu membalikkan keadaan di babak kedua atau bahkan di menit akhir tambahan pemain Madrid seakan tahu bagaimana cara yang dapat dilakukan agar mereka menang.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H