Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nyatanya Setiap Anak Itu Terlahir "Istimewa"

29 Oktober 2023   08:00 Diperbarui: 29 Oktober 2023   08:05 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri, Workshop KOMINFO 2023)

Esoknya aku mencoba menerapkan hal tersebut, bermodalkan speaker yang ku bawa dari rumah aku mencoba memulai pembelajaran. Dengan menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari itu, aku mulai membuka pembelajaran dengan penguatan dan games tebak judul lagu. Bahkan dari situ, si anak yang memilik masalah belajar yakni ketidakmampuan dalam melatih fokus dan emosi justru berhasil menngatasi rasa gagal fokusnya. 

Ia sangat bersemangat dengan metode pembelajaran berbasis games tebak dan request lagu di setiap akhir pembelajaran. Hingga akhirnya, metode tersebut aku teruskan dan aku variasikan dengan banyak metode pembelajaran seperti bermain peran, bermain kata berantai, pesan tersembunyi, dan masih banyak lagi.

Pada dasarnya, ada sebuah pengalaman berharga yang saya dapatkan selama bekerja sebagai guru di Kota Samarinda. Pengalaman tersebut yakni tentang bagaimana memahami dan memelajari minat dan keistimewaan masing-masing anak bahkan dari anak yang berkebutuhan khusus sekalipun. Mereka adalah bagian dari generasi penerus bangsa yang wajib diajarkan dengan metode yang khusus pula. Sebagai guru sudah menjadi tugas kita memfasilitasi itu semua agar apa yang mereka dapatkan mampu menjadi pengalaman berharga untuk mereka di masa depan. 

Terakhir, setiap anak itu adalah istimewa. Istimewa yang dimaksud yakni anak yang memiliki potensi namun sifatnya masih tersembunyi. Nah tugas kita sebagai guru lah yang harus menggalinya dan memfasilitasinya. Jangan pernah menghakimi mereka dan menghambat tumbuh kembangnya hanya dari sisi nilai angka karena pada dasarnya penilaian sikap dan adab dapat kita refleksikan dengan bagaimana respon terbaik mampu mereka tujukan kepada kita selaku pendidik mereka.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun