Bermain gadget sepanjang memanglah menyenangkan, bukan hanya untuk kita yang kalangan usia muda. Bahkan untuk orang yang sudah berusia dewasa pun juga menyukai hobi ini. Scrolling media sosial, menonton tayangan video, menonton tayangan olahraga, bermain game, hingga bekerja melalui layar ponsel seakan menjadi hal lumrah yang kita jalani dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak apalagi, ya seakan memiliki hp pribadi bukan hal yang sulit. Anak-anak seakan sudah memiliki ikatan kuat antara dirinya dengan ponsel yang ia mainkan. Banyak sekali saya menemui, banyak anak-anak yang sekarang sudah jarang bermain sepakbola di lapangan pada sore harii. Kebanyakan mereka hanya berkumpul sambil bermain ponsel bersama atau kita kerap menyebutnya "mabar".
Tak ada yang melarang memang seorang anak untuk bermain ponsel di rumah, akan tetapi kita perlu memperhatikan dan mempertimbangkan terlebih dahulu apa yang sedang dimainkan si anak dengan layar ponselnya. Usia sekolah, adalah usia di mana anak harusnya mendapatkan pengawasan dan pembimbingan dari orang dewasa di sekitarnya. Baik dalam hal menuntut ilmu, mencari hal-hal baru, mengeksplorasi dan mengasah pengetahuan, hingga menciptakan sebuah karya atau memelajari hal baik yang dipersembahkan oleh teknologi harusnya menjadi hal yang mengasyikkan bagi anak.Â
Lantas, bagaimana jika si anak justru dibiarkan saja menggunakan ponselnya dengan bebas? Apa dampaknya buruk yang mungkin saja sewaktu-waktu dapat memengaruhi perkembangan anak dari berbagai sisi?
Sebelum membahas lebih jauh, berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi kecanduan terhadap gawai (gadget) di rumah maupun di sekolah. Anak-anak kecanduan HP atau ponsel pintar bisa disebabkan oleh sejumlah faktor kompleks. Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kecanduan HP pada anak meliputi:
1. Konten yang Menarik:
Permainan dan Aplikasi Menarik: Banyak permainan dan aplikasi di ponsel pintar dirancang agar sangat menarik dan membuat anak-anak sulit untuk berhenti bermain.
Media Sosial: Interaksi dengan teman dan konten di platform media sosial juga dapat membuat anak-anak merasa terhubung dan terus menggunakan HP.
2. Dorongan Dopamin:
Pembebasan Dopamin: Aktivitas online, terutama di media sosial atau dalam permainan video, dapat memicu pelepasan dopamin dalam otak, memberikan rasa senang dan membuat anak-anak ingin terus melakukannya.
Toleransi dan Ketergantungan: Seiring waktu, anak-anak mungkin mengembangkan toleransi terhadap aktivitas online dan membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk merasakan efek yang sama, yang menciptakan ketergantungan.
3. Kurangnya Pengawasan Orang Tua:
Kurangnya Pengaturan Waktu Layar: Kurangnya batasan waktu penggunaan HP yang ditetapkan oleh orang tua dapat menyebabkan anak-anak menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar.
Kurangnya Pengawasan Konten: Tanpa pengawasan yang memadai, anak-anak dapat mengakses konten yang tidak sesuai dengan usia mereka, termasuk permainan yang kekerasan atau konten yang tidak pantas.
4. Tekanan Sebaya (Peer Pressure):
Desakan Teman: Tekanan sebaya dapat membuat anak-anak merasa perlu untuk menggunakan ponsel pintar untuk terhubung dengan teman-teman mereka, terutama jika media sosial adalah cara utama komunikasi di lingkungan sosial mereka.
5. Kesenangan Instan dan Keengganan Mengatasi Kebosanan:
Kesenangan Instan: HP menyediakan akses ke hiburan dan pelatihan mental yang instan, yang bisa membuat anak-anak sulit untuk menahan diri.
Keengganan Mengatasi Kebosanan: Ponsel pintar sering digunakan sebagai alat untuk mengatasi kebosanan. Anak-anak mungkin merasa tidak tahu apa yang harus dilakukan tanpa ponsel pintar mereka.
6. Kebutuhan untuk Diterima dan Dihargai:
Validasi dan Pengakuan: Anak-anak mungkin mencari validasi dan pengakuan dari teman-teman daring atau pengikut di media sosial, yang dapat menjadi faktor yang mendorong penggunaan berlebihan.
7. Isolasi Sosial atau Emosional:
Isolasi atau Masalah Emosional: Anak-anak yang merasa kesepian atau menghadapi masalah emosional mungkin menggunakan ponsel pintar sebagai alat untuk melarikan diri dari masalah mereka.
Penting bagi orang tua untuk memahami dan mengelola faktor-faktor ini. Pengawasan yang bijaksana, pengaturan batasan waktu yang sehat, pengajaran etika digital, dan memfasilitasi kegiatan lain yang merangsang dan mendukung perkembangan anak-anak adalah langkah-langkah penting untuk menghindari kecanduan HP dan memastikan anak-anak memiliki hubungan yang sehat dengan teknologi.
Lalu, bagaimana dengan dampak yang ditimbulkan akibat dari penggunaan ponsel yang berlebihan bagi anak?
Menghimpun dari berbagai sumber, berikut akan disajikan beragam dampak yang mungkin dapat muncul akibat dari penggunaan ponsel yang berlebihan bagi anak:
Penggunaan HP berlebihan, terutama pada anak-anak, dapat memiliki dampak buruk yang signifikan pada berbagai aspek perkembangan dan kesejahteraan mereka:
1. Kesehatan Fisik:
Gangguan Tidur: Paparan cahaya biru dari layar HP dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur, menyebabkan masalah tidur dan mengganggu pola tidur anak-anak.
Masalah Postur: Menggunakan HP dalam posisi yang buruk bisa menyebabkan masalah postur dan nyeri leher dan punggung.
2. Kesehatan Mental dan Emosional:
Ketergantungan: Kecanduan HP dapat mengakibatkan anak-anak sulit memisahkan diri dari perangkat, menyebabkan ansietas saat tidak menggunakan HP.
Depresi dan Kecemasan: Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan depresi dan kecemasan, terutama jika anak merasa tertekan oleh tekanan sosial atau konten online.
Isolasi Sosial: Terlalu banyak waktu di HP bisa mengurangi interaksi sosial langsung, menyebabkan isolasi sosial dan kesulitan berinteraksi dengan orang lain.