Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Jejak Pendidikan dan Martabat Perempuan" Karya R.A Kartini!

5 Oktober 2023   08:00 Diperbarui: 5 Oktober 2023   09:25 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://indonesiadaily.net/ini-alasan-kenapa-ra-kartini-jadi-pahlawan-nasional-indonesia)

Raden Ajeng Kartini, yang lebih dikenal sebagai Kartini, adalah seorang tokoh emansipasi wanita Indonesia yang hidup pada masa kolonial Belanda. 

Dia lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah, dan meninggal pada usia yang sangat muda, 25 tahun, pada tanggal 17 September 1904. Namun, meskipun hidupnya singkat, perjuangannya untuk hak-hak perempuan dan pendidikan mempengaruhi perkembangan perempuan di Indonesia.

Latar Belakang Keluarga
Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa yang kaya dan terpelajar. Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, adalah seorang Bupati (pejabat pemerintahan) di Jepara. 

Meskipun dalam tradisi Jawa pada saat itu perempuan tidak diizinkan untuk melanjutkan pendidikan formal, ayah Kartini memberinya akses ke pengetahuan dan membantunya untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. 

Walau pada masa itu perempuan tidak diizinkan untuk melanjutkan pendidikan formal, ayah Kartini, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, memberinya akses ke pengetahuan dan membantunya memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Kartini belajar membaca, menulis, berhitung, dan mempelajari bahasa Belanda dari ayahnya. 

Dalam suasana yang mendukung di rumahnya, Kartini menjadi seorang pembaca yang rajin dan memiliki ketertarikan terhadap ilmu pengetahuan.

Meskipun Kartini tidak dapat melanjutkan pendidikan formal di sekolah Belanda karena keterbatasan norma sosial pada waktu itu, ayahnya menyewa guru pribadi untuk memberikan pelajaran kepada Kartini dan saudara-saudaranya. 

Dalam suasana rumah yang penuh dengan buku-buku dan pengetahuan, Kartini memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang. 

Selain pendidikan formal, Kartini juga tumbuh dalam lingkungan budaya Jawa yang kaya, di mana dia terpapar pada sastra Jawa, seni tradisional, dan nilai-nilai budaya yang dalam. Pendidikan informal ini memainkan peran penting dalam membentuk pemikiran dan pandangan dunia Kartini.

Kartini memiliki hubungan yang dekat dengan saudara-saudaranya, terutama saudara-saudaranya yang laki-laki, yang memperkenalkannya pada pemikiran-pemikiran modern. Kartini memperoleh banyak ilmu dari diskusi-diskusi keluarganya, yang membantunya mengembangkan pemikiran progresifnya tentang pendidikan dan hak-hak perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun