Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Skripsi Tidak Diwajibkan, Akankah Muncul Perasaan Dilematis di Kalangan Mahasiswa?

2 September 2023   06:40 Diperbarui: 2 September 2023   07:08 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.youtube.com/watch?v=gA9CRt0lzko)

Tak dapat dipungkiri masa-masa menjadi seorang mahasiswa adalah masa-masa yang paling menguras tenaga, materi, pikian, waktu, hingga emosional sekalipun. 

Mengapa demikian? Karena pada hakekatnya, menjadi mahasiswa adalah menjadi puncak rantai sebenarnya sebagai seorang pembelajar. Belajar menjadi pribadi yang mandiri, belajar menjadi pribadi disiplin dan tanggung jawab, belajar menghargai waktu, belajar memanajemen uang dan waktu, belajar untuk beretika, belajar berorganisasi, dan masih banyak lagi. Semua itu didapatkan di bangku perkuliahan. Nah, jika sudah melalui fase itu, akan mustahil rasanya jika kita tak merasakan satu fase yang mungkin banyak dikhawatirkan dan dikeluhkan oleh banyak mahasiswa di Indonesia yakni skripsian. 

Lantas, apa yang ditakutkan dari masa penyusunan skripsi oleh kalangan mahasiswa? Menyusun skripsi berarti menyusun tugas akhir. Ya tugas akhir dalam format yang sudah diatur dalam standar penulisan karya ilmiah berdasarkan kebijakan masing-masing kampus. Namun, pada umumnya semuanya sama dan tujuannya pun sama yakni untuk menciptakan suatu kajian dan penelitian ilmiah yang independen, akuntabel, aktual, serta memiliki nilai akademisi dan edukasi yang mencukupi untuk dapat dijadikan dasar penetapan gelar sarjana sesorang mahasiswa.

Namun, ada yang unik kala saya menyaksikan sebuah pernyataan kala Menteri Nadim Makarim menyampaikan bahwa "Skripsi tidak diwajibkan di kalangan mahasiswa S1". Pernyataan yang disampaikan pada 30 Agustus 2023 lalu itu sontak membuat saya agak kaget, hingga muncul pertanyaan "Jadi haruskah ada pengganti dari skripsi tersebut?, dan kalau tidak wajib, berarti skripsi masih bisa disusun dong harusnya?.

Setelah membaca-baca, pernyataan dari Mas Nadiem memang memiliki banyak alasan selain untuk mewujudkan daya inovasi dan kreatifitas dari kalangan mahasiswa yang lebih maju juga agar adanya perubahan paradigma belajar sehingga cita-cita merdeka belajar dapat terwujud hingga ke dunia perkuliahan. Nantinya, secara umum pengganti dari skripsi tersebut dapat berupa prototipe, produk semacam aplikasi karya paperles digital, modul digital yang dapat diakses melalui website tertentu, serta produk-produk lainnya yang dapat dibuat berdasarkan penelitian dan kajian akademis.

Lalu, apa manfaat yang mahasiswa peroleh kala tak harus pusing-pusing menyusun skripsi pada jenjang S1?

Ketika skripsi tidak lagi diwajibkan sebagai bagian dari program studi di perguruan tinggi, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh, baik bagi mahasiswa maupun perguruan tinggi itu sendiri. Berikut beberapa manfaatnya:

1. Fleksibilitas Pendidikan

Tanpa kewajiban untuk menyelesaikan skripsi, mahasiswa dapat memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam memilih mata kuliah yang ingin mereka ambil. Mereka dapat mengejar minat dan passion mereka tanpa harus memikirkan komitmen penelitian yang panjang. Selain itu, ketidakwajiban menyusun skripsi juga dapat membuat mahasiswa lebih mampu mengakomodir kapasitas dan kapabilitas potensi akademik yang ia miliki sehingga saat sudah menentukan apa bentuk tugas akhir yang ia ingin susun maka dapat dilanjutkan baik ke jenjang studi yang lebih tinggi maupun langsung diaplikasikan pada dunia kerja.


2. Peningkatan Kreativitas dan Daya Kritis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun