Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Pengaruh Gawai Mampu Mendegradasikan Moral Anak-Anak Kita?

18 Agustus 2023   06:00 Diperbarui: 18 Agustus 2023   08:20 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.rahmankamal.com/2020/04/dewasa-ini-kebanyakan-orang-tua-memilih.html)

Hp atau gadget memang sudah menjadi barang wajib yang harus dimiliki oleh setiap orang. Tak peduli mereka yang berusia tua, muda, lansia, bahkan yang masih berusia anak-anak sampai balita pun tak luput bercengkrama dengan konten-konten digital yang disajikan gadget tersebut. Gadget atau gawai lebih tepatnya jika kita mengacu pada tata bahasa Indonesia, telah membantu banyak aktivitas kehidupan manusia. Beragam profesi saat ini pasti sangat bergantung dengan gawai. Mulai dari pekerja kantoran, pegawai bank, karyawan swasta, guru, hingga pedagang warung atau mereka yang berbisnis di media sosial sudah barang tentu menggunakan ponsel genggam guna memudahkan jalannya transaksi.

Dalam dunia pendidikan misalnya,  gadget seakan menjadi pegangan bagi guru dan juga peserta didik dalam hal menjalankan aktivitas pembelajaran di kelas. Mengerjakan tugas, melakukan presensi online, mengumpul tugas atau hasil pekerjaan peserta didik baik secra mandiri atau berkelompok, hingga proses penilaian dapat dilakukan hanya dengan  menggunakan layar ponsel.

Jika itu adalah aktivitas positif yang dapat dilakukan, lantas apa aktivitas negatif yang ditimbulkan akibat dari penggunaan ponsel tersebut? Bermain game, menyaksikan tayangan-tayangan media sosial, dan aktivitas mencari ragam informasi dari referensi internet menjadi hal yang mungkin mengandung konten-konten negatif yang tak layak dikonsumsi oleh anak-anak usia pelajar. 

Berkata kasar, munculnya perilaku toxic, mudah marah, agresif, kriminal dan anarkis, hingga menurunnya kualitas adab dan moral menjadi pemandangan yang lumrah kita jumpai di era serba digital saat ini. Lantas, dampak buruk apalagi yang muncul dari masifnya penggunaan ponsel di kalangan peserta didik saat ini?

Pengaruh ponsel atau smartphone terhadap adab peserta didik (siswa) dapat sangat beragam tergantung pada cara penggunaannya dan lingkungan di sekitarnya. Berikut adalah beberapa pengaruh yang mungkin terjadi:

  • Gangguan dalam Pembelajaran: Penggunaan ponsel selama jam pelajaran atau belajar bisa mengganggu konsentrasi siswa dan mengurangi produktivitas belajar mereka. Peserta didik mungkin akan lebih tertarik dengan aktivitas di ponselnya daripada mengikuti pelajaran atau mengerjakan tugas.
  • Kehilangan Etika Komunikasi: Ponsel dapat merusak adab dalam komunikasi langsung. Siswa mungkin cenderung lebih suka berkomunikasi melalui pesan teks atau media sosial daripada berbicara secara langsung, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan baik dalam situasi sosial.
  • Gangguan Terhadap Sikap Hormat: Penggunaan ponsel selama acara-acara formal seperti presentasi, pertemuan, atau upacara sekolah bisa merusak sikap hormat terhadap pembicara atau acara yang sedang berlangsung. Peserta didik mungkin tidak memberikan perhatian penuh dan menghormati momen tersebut.
  • Kecanduan dan Ketergantungan: Ponsel memiliki potensi untuk menciptakan ketergantungan, bahkan pada siswa muda. Jika penggunaan ponsel tidak diatur dengan baik, siswa dapat menjadi kecanduan dan menghabiskan banyak waktu untuk bermain game, menonton video, atau berinteraksi di media sosial.
  • Pengurangan Aktivitas Fisik: Penggunaan ponsel berlebihan dapat mengarah pada gaya hidup yang kurang aktif secara fisik. Siswa mungkin lebih cenderung duduk diam sambil menggunakan ponsel daripada berpartisipasi dalam kegiatan fisik atau olahraga.
  • Pengabaian Tugas dan Tanggung Jawab: Jika siswa lebih fokus pada ponselnya daripada tanggung jawab sekolah, seperti tugas atau proyek, ini dapat merugikan perkembangan akademis mereka.

Namun, perlu diingat bahwa ponsel juga bisa menjadi alat yang berguna dalam pendidikan. Penggunaan aplikasi pendidikan, pencarian informasi, dan akses ke materi pembelajaran online dapat meningkatkan pembelajaran dan pengetahuan siswa. Selain itu, penting bagi sekolah dan orang tua untuk mengajarkan penggunaan yang bijak dan etis terhadap ponsel, serta memastikan bahwa ada aturan yang mengatur penggunaannya di lingkungan pendidikan.

Dalam rangka mengelola pengaruh ponsel terhadap adab siswa, penting untuk membentuk kesadaran akan pentingnya penggunaan yang tepat dan etis, serta mempromosikan keseimbangan antara teknologi dan interaksi sosial yang lebih tradisional.

Ada banyak cara yang bisa diupayakan baik dari guru maupun orang tua di rumah untuk membantu mengurangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan ponsel yang masif, di antaranya sebagai berikut.

  • Buat Tujuan dan Batasan: Tentukan tujuan jelas untuk mengurangi penggunaan ponsel Anda. Buat batasan tentang berapa lama Anda akan menghabiskan      waktu di ponsel setiap hari, serta kapan dan di mana Anda tidak akan menggunakannya (misalnya, selama makan atau sebelum tidur).
  • Identifikasi Pola Penggunaan: Perhatikan pola penggunaan ponsel Anda. Ketahui kapan Anda cenderung menggunakan ponsel secara berlebihan, seperti saat bosan, cemas, atau tidak ada yang dilakukan. Ini akan membantu Anda mengambil tindakan yang lebih spesifik.
  • Hapus Aplikasi yang Mengganggu: Hapus atau nonaktifkan aplikasi yang mendorong Anda untuk menghabiskan terlalu banyak waktu di ponsel, terutama aplikasi media sosial dan game yang membuat Anda kecanduan.
  • Gunakan Pengingat dan Waktu Terbatas: Gunakan pengingat pada ponsel Anda untuk memberi tahu kapan Anda harus berhenti menggunakan ponsel. Anda juga dapat menggunakan fitur pembatasan waktu (time limit) yang tersedia di banyak perangkat untuk mengatur berapa lama Anda dapat menggunakan aplikasi tertentu setiap hari.
  • Ciptakan Zona Bebas Ponsel: Tetapkan area atau waktu tertentu sebagai zona bebas ponsel, di mana Anda sepenuhnya tidak akan menggunakan ponsel. Misalnya, ruang tidur dapat menjadi zona bebas ponsel untuk meningkatkan kualitas tidur Anda.
  • Cari Kegiatan Pengganti: Temukan aktivitas yang dapat menggantikan waktu yang biasanya Anda habiskan di ponsel. Ini bisa berupa olahraga, membaca buku, berinteraksi langsung dengan teman-teman, atau mengejar hobi.
  • Libatkan Teman dan Keluarga: Berbicaralah dengan teman dan keluarga tentang usaha Anda untuk mengurangi kecanduan ponsel. Mereka dapat memberikan dukungan dan mungkin ingin bergabung dalam upaya yang sama.
  • Hilangkan Pemberitahuan yang Tidak Penting: Matikan pemberitahuan yang tidak penting atau tidak mendesak. Ini akan membantu menghindari godaan untuk melihat ponsel setiap kali ada notifikasi baru.
  • Kendalikan Penggunaan Malam Hari: Hindari penggunaan ponsel sebelum tidur. Cahaya biru dari layar ponsel dapat mengganggu pola tidur Anda. Cobalah untuk tidak menggunakan ponsel setidaknya satu jam sebelum tidur.
  • Pantau Kemajuan Anda: Pantau seberapa baik Anda mengikuti tujuan dan batasan yang telah Anda tetapkan. Jika perlu, lakukan penyesuaian dan evaluasi rutin terhadap kemajuan Anda.

Ingatlah bahwa mengurangi kecanduan ponsel adalah proses yang berkelanjutan. Kesabaran, konsistensi, dan kemauan untuk mengubah kebiasaan penting untuk mencapai hasil yang diinginkan.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun