"Ajarlah anak sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zamannya bukan di zamanmu".Â
Mungkin sabda Nabi Muhammad SAW tersebut lebih dari sekedar hadis melainkan menjadi sebuah pedoman bagi seorang guru untuk dapat menyesuaikan diri terkait cara mengajar sesuai dengan zaman dan situasi hidupnya.Â
Hal tersebut agakya cukup sejalan dengan nasihat yang pernah disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa "Seorang anak memiliki kodrat dan keunikannya masing-masing, maka tugas kita sebagai guru hanya perlu menuntun kodrat tersebut". Â
Seorang anak yang sudah menginjak usia di atas 5 tahun tentu memiliki hak untuk mengenyam bangku pendidikan, dimualai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar (SD), SMP hingga SMA dan Perguruan Tinggi semua telah tersusun sesuai dengan jenjang dan usia mereka masing-masing.Â
Namun, untuk dapat mencapai itu semua, maka seorang  anak harus perlu dituntun dan dibimbing oleh guru yang sesuai dengan tingkatan atau jenjang pendidikan tersebut.Â
Maka dari itu, diperlukanlah apa yang dinamakan guru atau pendidik yang berkualitas yang tak hanya sebagai transfer ilmu melainkan dapat menjadi teladan dan contoh bagi anak dalam pengembangan anak, pembentukan kepribadian, sampai menuju tujuan yakni prestasi atau keberhasilan yang diharapkan.
Menjadi guru tentu tak hanya sekedar mengajar atau menjelaskan materi pelajaran kepada peserta didik, pendidikan tentu mengharapkan ada peran sentral dan konsisten dalam membantu peserta didik mencapai kodratnya dalam belajar.Â
Ada beberapa kualifikasi yang diperlukan sebelum seseorang memutuskan untuk menjadi seorang guru mulai dari standar akademik yang telah ditetapkan, kemampuan personal, kompetensi mengajar, kompetensi profesi, dan masih banyak lagi.Â
Hal tersebut tentu dibutuhkan karena menjadi instrumen dalam mendukung kemajuan proses pendidikan yang terjadi di sekolah.Â
Jika kemampuan di atas telah dimiliki, maka langkah berikutnya kita perlu melakukan pemetaan terkait minat dan keinginan belajar peserta didik sebelum menentukan metode belajar apa yang dapat diterapkan di kelas.Â
Lantas, bagaimana cara mengenal karakteristik belajar peserta didik yang beragam? Berikut ulasannya.