Mohon tunggu...
Ardiansyah Bima
Ardiansyah Bima Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STKIP AL AMIN DOMPU

Mahasiswa Program Doktor Ilmu Pendidikan UNDIKSHA BALI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Integrasi pendidikan kearifan lokal pada kurikulum pendidikan

29 Desember 2024   17:18 Diperbarui: 29 Desember 2024   17:18 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Integrasi pendidikan kearifan lokal pada kurikulum pendidikan merupakan upaya untuk memasukkan nilai-nilai budaya dan pengetahuan tradisional yang ada di masyarakat ke dalam sistem pendidikan formal. Kearifan lokal merujuk pada pengetahuan, kebijaksanaan, dan tradisi yang berkembang dalam masyarakat tertentu dan diwariskan secara turun-temurun. Integrasi ini bertujuan untuk memelihara dan melestarikan budaya, serta memberikan pemahaman yang lebih luas kepada peserta didik tentang pentingnya nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah beberapa cara integrasi kearifan lokal pada kurikulum pendidikan:

  1. Penyusunan Materi Ajar: Mengintegrasikan kearifan lokal dalam berbagai mata pelajaran, seperti seni budaya, sejarah, bahasa, dan lingkungan hidup. Misalnya, dalam pembelajaran bahasa, siswa dapat mempelajari bahasa daerah yang mengandung filosofi dan nilai lokal. Dalam pembelajaran lingkungan, dapat diajarkan cara-cara bertani atau menjaga alam sesuai dengan tradisi lokal.

  2. Metode Pengajaran yang Berbasis Kearifan Lokal: Menggunakan pendekatan yang melibatkan pengalaman langsung dan praktik dari masyarakat sekitar. Misalnya, mengadakan kegiatan lapangan yang melibatkan siswa dalam aktivitas berbasis tradisi lokal, seperti kerajinan tangan, tari, musik, atau upacara adat.

  3. Pengembangan Karakter: Menanamkan nilai-nilai seperti gotong royong, kesederhanaan, penghormatan terhadap orang tua dan alam, serta tanggung jawab sosial yang terkandung dalam kearifan lokal. Ini bisa menjadi bagian dari pengembangan karakter siswa.

  4. Kolaborasi dengan Masyarakat: Melibatkan tokoh masyarakat, pemuka adat, atau praktisi budaya lokal dalam proses pembelajaran. Mereka bisa memberikan wawasan langsung kepada siswa mengenai kebiasaan dan tradisi yang ada di daerah setempat.

  5. Pemanfaatan Teknologi: Meskipun pendidikan kearifan lokal berakar pada tradisi, teknologi dapat digunakan untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan kearifan lokal ke kalangan generasi muda. Misalnya, menggunakan media digital untuk menyebarluaskan cerita rakyat, lagu daerah, atau keterampilan tradisional.

  6. Pendidikan Berbasis Proyek: Memberikan proyek atau tugas yang melibatkan siswa untuk mengeksplorasi dan mendokumentasikan kearifan lokal di sekitar mereka, seperti membuat film dokumenter, menulis buku cerita, atau merancang pameran budaya.

Integrasi ini dapat memperkaya pengalaman belajar dan memberikan siswa keterampilan yang relevan dengan konteks sosial dan budaya mereka. Selain itu, dengan melibatkan kearifan lokal dalam kurikulum, pendidikan juga menjadi lebih inklusif dan relevan bagi berbagai lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun