Secara etimologi (bahasa) makna Kurban berasal dari kata qoruba-yaqrobu-qurban-wa qurbanan, yang artinya dekat.
Adapun secara terminologi makna Kurban adalah attaqorrub ilallahi (mendekatkan diri pada Allah SWT).Â
dari semua uraian definisi di atas dapat kita pahami bahwa tujuan dari kurban adalah mendekatkan diri pada Allah SWT. artinya hewan yang disyari'atkan untuk disembelih pada hari raya kurban harus disembelih dengan nama-Nya dan dengan tujuan mengharap keridhaan-Nya.Â
Namun Penulis melihat dan merasakan adanya pergeseran mindset berpikir seseorang tentang  kurban, yaitu suatu amalan ibadah (Ubudiyah)  yang bergeser menjadi  amalan ma'isyah (penghasilan) atau iqtishadiyyah (ekonomi) semata. Sehingga ini menjadi pemicu lahirnya faktor negatif dari kurban itu sendiri.
Manusia yang berkurban dan hewan kurban yang disembelih, mereka akan tetap mulia sebagai peran utamanya dalam hari raya idul adha. Namun manusia  yang ditunjuk untuk mengurusi hewan kurban dengan struktur kepanitiaannya terkadang tidak mau menjalankan tugas atau tanggung jawabnya jika kurang atau sedikit atau tidak sama sekali diberikan ujroh (upah) atas posisi kepanitiaan yang telah diberikan kepadanya.Â
Penulis melihat, bahwa ini adalah fenomena yang sangat buruk, karena bisa berimplikasi pada kesia-siaan amal jasadiyah (kerja fisik) pada saat tanggal 10-13 Dzulhijjah ini. Karenanya amatlah penting kita mengembalikan niat (tujuan) dari setiap ibadah apapun itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H