Dunia hiburan yang berkembang pesat dari masa ke masa adalah bukti bahwa setiap manusia membutuhkan sarana untuk menghibur diri. Berbagai macam hiburan baik media cetak dan elektronik Kerap menghiasi dunia hiburan tanah air. Mulai dari bidang musik, sinetron, komedi, berita-berita mancan negara dan domestik, kerap menghiasi media elektronik seperti televisi dan media cetak seperti buku komik, majalah dan lainnya .Â
Dari semua bentuk hiburan yang ada, terdapat  acara yang menjadi perhatian penulis yaitu komedi (lawakan). yang kerap mengocok perut masyarakat karena kejenakaan yang dimainkan oleh para aktornya yang memang sudah memiliki bakat dan profesionalisme dalam hal lawakan atau komedi. Sebagai contoh yang masih relatif anyar acara stand up Comedy di Metro TV yang diperankan oleh Ambiya Dahlan atau yang kerap disapa Bang Ambiya (teman kuliah Penulis saat di Universitas PTIQ  Jakarta) beliau kerap menghibur masyarakat lewat guyonan-guyonannya, begitu pula Oky Rangga, Bene Dion, Indra Jegel, Bonar Manalu, Ghita Bebita, Babe Cabita dan masih banyak komika lainnya. Semuanya sukses menghibur masyarakat lewat guyonan verbalitas yang profesional.
Dan sebagai penikmat hiburan komedi, Penulis  sering menikmati Video komedi lawas topeng betawi. Bukan karena Penulis orang Betawi asli kelahiran Bekasi, melainkan karena topeng betawi ini memiliki keunikan tersendiri. Yaitu sering membubuhi pantun pada setiap celotehan-celotehan yang dikeluarkan. Di antara tokoh-tokoh topeng Betawi senior seperti Bokir, Nori, Benyamin S, Nirin, Bolot, Malih, Mandra, Tile dan masih banyak yang lainnya. Melangkah dari undangan kampung ke kampung, kota ke kota, berhasil menghantarkan mereka semua sukses menjadi komedian tanah air tersohor.
Karena seringnya mendengar lawakan topeng Betawi di radio dan menyaksikan pergelaran Topeng Betawi di kampung halaman saat masa kecil dulu, membuat Penulis berpikir dan berkesimpulan bahwa ada banyak kesamaan antara topeng Betawi dan stand up Comedy. Yaitu merangkai kata dalam lawakan secara rapi, teratur dan humoris. Perbedaannya stand up Comedy kerap dilakukan secara personal secara monolog, sedangkan topeng betawi dilakukan secara kelompok berdialog dan terkadang diiringi musik. Dari kesamaan yang ada pada keduanya, Â penulis berkesimpulan bahwa topeng Betawi merupakan embrio atau cikal bakal dari stand up Comedy yang saat ini masih terus eksis.
Setiap sesuatu yang melahirkan sesuatu yang baru terkadang sering bertranformasi dengan improvisasi  inovasi dan kreatifitas yang baru. Pada stand up Comedy Penulis menilai bahwa ia adalah terminologi baru yang ada dan lahir dari rahim topeng Betawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H