Sudah banyak artikel yang menjelaskan mengenai apa itu hak asasi manusia (HAM) seperti hak terhadap kebebasan akan seseorang dalam menjalankan kegiatannya di dunia ini. Meskipun terlahir dengan kondisi yang berbeda-beda baik secara warna kulit, kewarganegaraan, jenis kelamin, mereka tetap memiliki hak yang sama sebagai manusia.Â
Seperti yang di katakan John Locke "HAM adalah hak-hak yang langsung di berikan Tuhan kepada manusia sebagai hak yang kodrat. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan apa pun di dunia yang bisa mencabutnya. HAM ini sifatnya mendasar (fundamental) bagi kehidupan manusia dan pada hakikatnya sangat suci". Yang secara langsung di miliki ketika di lahirkan ke dunia, bukan merupakan pemberian oleh siapa pun.
Walau pada praktiknya, ada banyak sekali kasus pelanggaran HAM yang terjadi di berbagai penjuru dunia. Yang di lakukan semata-mata untuk kepuasan, kekuasaan dan kepemilikan akan suatu hal di suatu tempat. Seperti yang akan saya bahas kali ini yang merajai politiknya Libya selama empat dasawarsa, sebuah negara di Afrika Utara. Seorang presiden terbaik yang di punyai Libiya namun mati di tangan rakyatnya sendiri.
Sebuah negara yang memiliki cadangan minyak terbesar di Afrika pada saat itu, tepatnya sekitar tahun 1970an. Pemimpin yang mengkudeta raja sebelumnya yaitu Raja Idris, yang zalim kepada rakyatnya sendiri. Yang pada tahun 1959 Raja Idris menemukan minyak Libiya, namun yang kaya hanya Raja Idris dan teman-temannya, sedangkan rakyatnya tidak pernah merasakan manisnya uang dari minyak. Yang kemudian di kudeta tanpa korban dikarenakan Raja Idris berada di luar negeri untuk berobat.
Muammar Khadafi resmi menjadi presiden pada 1 September 1969. Yang sebelumnya hasil dari minyak berkonsentrasi ke keluarga kerajaan kemudian semua di samaratakan ke seluruh penduduk. Yang mana di jamannya menggratiskan biaya kesehatan, pendidikan, listrik dan jika ada seseorang yang baru nikah bakalan di kasih sangu dan di jamannya memiliki rumah merupakan kewajiban. Pada jamannya juga beliau membuat the great manmade river (GMR) yaitu sungai buatan yang dapat memudahkan irigasi dan kebutuhan akan air rakyat Libiya dikarenakan dekat dengan gunung Sahara yang susah akan pasokan air.
Pada zaman itu juga Ghadafi membuat Libiya bersih akan hutang kepada negara mana pun. Yang meskipun dia seorang diktator namun dia memberikan hak kepada perempuan lebih dari pada sebelumnya. Namun juga di jamannya membuat semua rakyat menjadi diam seperti pemimpin diktator pada umumnya jika ada yang tidak sependapat maka akan hilang atau mati. Pemimpin yang suka mencari ribut dengan tetangga sehingga membuat banyak musuh.
Pasti semua diktator itu jahat, pasti membunuh seperti diktatur yang satu ini bagaimana dia membungkam rakyat yang tak sependapat dengan dia dan menjadikan negara yang anti akan barat yang membuatnya di benci di barat. Apalagi dengan adanya  wacana dengan mengajak semua peserta di Afrika union mengajak untuk tidak menjual minyak Afrika dengan uang kertas, akan tetapi menggunakan dinar Afrika atau emas Afrika pada tahun 2009.
Kemudian 2 tahun setelahnya Gaddafi meninggal karena NATO, karena banyak dokumen yang bocor dari Hilary Clinton's yang membuktikan bahwa Gaddafi di bunuh karena wacana emas tersebut. Karena mana mungkin zionis mau membayar dengan emas karena paper mony yang bisa di cetak gila-gilaan. Pada tahun 2011 Gaddafi mati di tangan pemberontak yang bertepatan dengan momen Arab Spring yang terjadi pada tahun 2009 di seluruh daerah Arab, yang pada tahun 2011 Gadafi membuat kesalahan besar dengan menembaki rakyatnya saat aksi protes damai yang menjadikan peluang emas oleh para pemberontak.Â
Yang pada akhirnya Gaddafi tertangkap saat kejar-kejaran di dekat kampung halamannya, yang kemudian NATO membantu menangkap Gaddafi dengan menembakkan misil ke mobil Gadafi yang sedang kejar-kejaran, yang pada akhirnya di tangkap dan mati dengan keji di mana dia dipukuli dengan setiap futage ada di video dan kemudian di tembak oleh pemberontak.
Yang anehnya adalah apa hubungannya NATO, yaitu perkumpulan Amerika dengan Eropa barat ikut campur dengan urusan Afrika. Yang selalu memaksakan demokrasi, yang kemudian membuat Libiya menjadi negara yang bebas, bebas sebebasnya hingga kini 12 tahun setelah kematian Gaddafi, Libiya tidak pernah punya presiden. Hanya ada pemerintahan sementara yang terus berantem dengan pemberontak yang tidak pernah selesai. Yang membuat Libiya sekarang jadi seperti negara Iraq yang membuat warganya susah untuk makan, mau kerja susah. Menjadi negara yang tidak jelas padahal sebelumnya merupakan yang kuat di Afrika.
Kesimpulan yang saya ambil adalah negara mana pun yang mendukung pemberontak adalah bulshitt dengan hanya mengatas namakan Ham. Hanya merupakan alat untuk kepentingan negara terkait. Bagaimana alibi NATO ikut campur akan politik Afrika dengan mendukung para pemberontak yang  beralaskan HAM, yang padahal tidak ada urusannya Afrika dengan Barat. Pada akhirnya Gaddafi adalah pemimpin yang terbaik untuk Libiya di balik semua kekurangannya.  Â