Mohon tunggu...
M Nur Ardiansyah
M Nur Ardiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Lahir di Brebes, 4 Januari 2001

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Jarak Jauh Dikaitkan dengan Teori Sosiologi Modern

15 November 2020   02:57 Diperbarui: 15 November 2020   03:51 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Bagaimana kabar kalian pada hari ini? semoga kalian dalam lindungan Tuhan YME. Akhirnya setelah penantian yang lama saya akan memposting lagi tentang sosiologi . Nah sekarang saya akan membahas tentang kaitan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)  dengan teori sosiologi modern. Apa sih kaitannya PJJ dengan teori sosiologi modern. Mari kita lihat.

Kaitannya dengan Teori Struktural Fungsional

Jika kita melihat lebih jauh lagi teori struktural  fungsional sangat erat sekali dengan keadaan PJJ yang dilakukan pada saat ini. bagi yang belum tahu apa itu struktural fungsional saya akan memberikan penjabarannya. Teori struktural fungsional salah satunya dipelopori oleh Talcott Parson yang menganalogikan masyarakat ini sebagai bagian yang saling berpengaruh dan tidak terpisahkan satu sama lain (Rasyid,2015). Contoh sederhana dikemukakan oleh Bernard, untuk menganalisis bisinis penerbangan perlu dilihat secara fungsional. Bisinis penerbangan itu terdiri dari berbagai elemen, seperti pesawat, pilot, pramugari, penjual tiket, mekanik, penumpang, penjaga menara, karyawan dan sebagainya. Bisnis penerbangan tersebut akan berjalan dengan lancar jika semua elemen bekerja sesuai fungsinya (Raho: 48). Struktural fungsional juga mengarahkan kepada keteraturan dimana semua pelaku harus menjalankan sesuai dengan tugasnya masing-masing sehingga jika salah satunya tidak menjalankan fungsinya dengan baik maka struktur tersebut tidak berjalan dengan semestinya. Namun ada beberapa cara yang dikemukakan oleh Talcott Parsons untuk menjaga dan mempertahankan struktur yang ada pada masyarakat yaitu menggunakan konsep AGIL. Dalam AGIL suatu sistem atau struktur harus memiliki empat fungsi sebagai berikut:

  • Adaptation : (Adaptasi) sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Struktur yang baik adalah struktur yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan dengan kebutuhan.
  • Goal attainment : (Pencapaian tujuan) sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
  • Integration : (Terintegrasi) suatu sistem harus mengatur antar-hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antar hubungan ketiga fungsi penting lainnya (A,G,L).
  • Latency : (Latensi atau pemeliharaan pola) Sebuah sistem harus memperlengkapi, memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang  menciptakan dan menopang motivasi (Ritzer,2014: 117).

Kaitannya teori ini dengan  PJJ adalah  dimana lembaga pendidikan seperti sekolah dan bahkan institusi lainnya tidak sepenuhnya berjalan. Hal ini menyebabkan sekolah kehilangan fungsinya sebagai mendidik siswa. Meskipun telah ditemukan cara alternatif untuk melangsungkan pembelajaran secara jarak jauh tetap saja ini masih belum membantu siswa secara efektif. Misal, Saat guru menerangkan secara langsung biasanya murid bisa dengan mudah menangkap materi yang dipaparkan oleh guru, Namun pada saat diadakannya PJJ ini dirasakan cukup menyulitkan para murid untuk mencerna materi yang disampaikan karena harus beradptasi dengan metode pembelajaran yang baru sehingga murid mau tidak mau harus mengikuti kebijakan yang diberikan pemerintah pada saat ini.

Kaitannya dengan Teori Interaksionisme Simbolik

Tanpa kita sadari teori interaksionisme simbolik ini adalah teori yang cocok apabila dikaitkan dengan PJJ saat ini. Teori ini diperkenalkan oleh George Herbert Mead, Namun disini saya akan membahas teori interaksionisme simbolik menurut Herbert Blumer yang pemikirannya juga dipengaruhi oleh George Herbert Mead tetapi lebih kepada tahap yang lebih rinci.

Teori interaksionisme simbolis yang dimaksud Blumer bertumpu pada tiga premis, yaitu:

  • Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka
  • Makna tersebut berasal dari "interaksi sosial" seseorang dengan orang lain.
  • Makna-makna terebut disempurnakan saat proses interaksi berlangsung (Prayoga,2018).Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa interaksionisme simbolik adalah simbol yang memiliki makna namun makna tersebut didapatkan setelah kita melakukan interaksi sosial bersama orang lain dan terdapat kesepakatan saat memaknai simbol tertentu.

PJJ dengan penjelasan teori interaksionisme simbolik kaitannya adalah pada saat menerapkannya menggunakan smartphone yang digunakan untuk interaksi jarak jauh, serta pada saat kita melakukan PJJ di berbagai aplikasi belajar. Keterkaitan ini muncul karena adanya penggunaan simbol dari aplikasi tersebut. Misalnya penggunaan emoticon saat kita mengirim pesan untuk guru maupun teman kita jika sedang berinteraksi.

Penggunaan emoticon bisa saja berubah maknanya apabila kita sedang chatting dengan orang lain namun orang yang kita berikan emot atau sticker tidak mengetahui maknanya seperti kita mengirimkan emot senyum kepada teman kita. Belum tentu orang yang mengirim emot memiliki perasaan kepada orang yang menerima emot, melainkan hanya sekedar ramah atau sopan pada orang yang menerima emot. Hal ini seperti yang dikatakan Blumer tentang self-indication.  Self-indication adalah proses komunikasi yang sedang berjalan dimana individu mengetahui sesuatu, menilainya, memberinya makna dan memutuskan untuk bertindak berdasarkan makna-makna itu. Proses self-indication ini terjadi dalam konteks sosial dimana individu mencoba mengantisipasi tindakan-tindakan orang lain dan menyesuaikan tindakanya (Prayoga,2018).Selain itu terdapat contoh lain yang bisa diwakilkan melalui emot. Misalnya seperti penggunaan emot terima kasih setelah sesi kelas berakhir dengan menggunakan emot tangan dan lain-lain.


Daftar Pustaka

Rasyid, M. R. (2015). Pendidikan dalam perspektif teori sosiologi. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 2(2), 274-286.

Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Moderen. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun