Mohon tunggu...
Ardian Nugroho
Ardian Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis dan memotret menjadi cara saya untuk berbagi kesenangan dan keindahan alam dan budaya negeri.

Blog: www.ardiannugroho.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Atraksi "Deru Tong Setan" yang Sangat Seru!

30 November 2017   10:32 Diperbarui: 30 November 2017   10:41 1710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang joki sedang memeriksa kesiapan motor sebelum pentas. (Foto: dok.pri.)

Suara knalpot sepeda motor meraung-raung dari dalam sebuah tong raksasa yang terbuat dari kayu. Di depan tangga luar tenda para calon penonton mengantri setelah menebus tiket seharga sepuluh ribu rupiah, termasuk saya. Kami menunggu giliran untuk menonton sebuah atraksi sepeda motor yang akan melaju dengan kecepatan tinggi di dalam tong kayu raksasa tersebut. Inilah salah satu atraksi yang kerap ditemui di acara pasar malam, maupun sekatenan.

Atraksi tersebut bernama Tong Stand, tapi sejak kecil saya dan teman-teman menyebut atraksi tersebut Tong Setan. Perubahan nama itu bukan terjadi karena para joki motor terlihat seram seperti setan atau memakai kostum mengerikan. Namun, agaknya telinga saya yang sewaktu kecil tidak terbiasa dengan bahasa Inggris salah menangkap pengucapan kata stand menjadi setan. Terlebih lagi kata setan lebih mudah diucapkan lidah kecil saya daripada kata stand. Jadilah sampai hari ini saya masih menyebutnya Tong Setan alih-alih Tong Stand.

Kami bergegas naik tangga setinggi kurang lebih empat meter setelah petugas di depan loket membuka pintu tangga. Suara knalpot motor semakin kencang setiap saya berjalan menaiki tangga. Sesampainya di atas, saya melongokkan kepala ke bawah dan terlihat seorang joki sedang memeriksa salah satu motor dua tak yang akan dia gunakan. Sedangkan motor yang satunya bergeming menunggu sang joki.

Seorang joki sedang memeriksa kesiapan motor sebelum pentas. (Foto: dok.pri.)
Seorang joki sedang memeriksa kesiapan motor sebelum pentas. (Foto: dok.pri.)
Gendang telinga saya terasa ditonjok begitu mesin motor dihidupkan. Konstruksi tong kayu raksasa yang seperti corong membuat raungan knalpot motor menjadi berlipat-lipat. Saya langsung menyingkir sambil menutup telinga. Reaksi yang sama juga dilakukan oleh para penonton. Kami terkejut dan tak menduga bahwa suara yang dihasilkan akan sekencang ini. Saya pun segera mencari earplug di dalam tas untuk menyumpal telinga dan menyelamatkan gendang telinga.

Belum reda rasa sakit di telinga akibat dentuman suara kencang knalpot, asap knalpot kini mulai mencekik leher saya. Asap knalpot mulai memenuhi tong dan membuat saya susah bernafas. Posisi atap tenda yang mengerucut dan sangat dekat dengan tong memperburuk sirkulasi udara yang akhirnya dengan sukses menjadi perangkap untuk asap knalpot. Alhasil para penonton harus mengalami dua penderitaan sekaligus, suara bising knalpot dan asap knalpot.

Pengendara kedua masuk ke dalam tong lewat sebuah pintu kecil di dinding. Dia menghampiri motornya dan mulai menghidupkan mesin. Pedal gas ditarik dan raungan motor pun bertambah kencang menjejak gendang telinga. Begitu pula dengan asap yang semakin pekat hingga membuat dada sesak. Hal yang membuat saya heran bercampur kagum adalah ketahanan mereka terhadap suara knalpot yang memekakkan telinga dan asap yang menyendatkan nafas. Apalagi mereka tak mengenakan pengaman sama sekali. Bahkan helm atau penyumbat telinga pun tidak.

Seorang joki motor sedang bergaya di atas motornya. (Foto: dok.pri.)
Seorang joki motor sedang bergaya di atas motornya. (Foto: dok.pri.)
Kedua joki tampak sudah mantap dengan motor masing-masing setelah menggeber motornya sebagai pemanasan. Pintu ditutup. Mereka menarik panel gas dan mulai meluncur di dinding tong. Kecepatan yang konstan membuat mereka melekat erat pada dinding tong. Kedua joki tersebut berkejaran naik dan turun dinding tong sambil bergaya di atas motor. Gravitasi seolah-olah hanyalah sebuah teori bualan belaka seperti semut yang dengan leluasa berjalan di dinding tanpa takut terjatuh.

Gemeretak kayu dinding tong tak menyurutkan nyali kedua joki. Nyali keduanya sudah diasah oleh pengalaman sebagai joki Tong Setan atau mungkin kenekatan karena himpitan ekonomi. Sesekali mereka tersenyum kepada penonton. Entah menikmati diri menjadi pusat perhatian atau sebagai penghilang ketakutan. Kedua joki menambah kecepatan laju sepeda motornya. Para penonton terpana. Beberapa menghela nafas sambil menutup telinga.

Seorang penonton menyodorkan uang saweran sebesar lima ribu rupiah yang akan disambar oleh pengendara motor. (Foto: dok.pri.)
Seorang penonton menyodorkan uang saweran sebesar lima ribu rupiah yang akan disambar oleh pengendara motor. (Foto: dok.pri.)
Seorang penonton tiba-tiba menjulurkan tangannya ke dalam tong. Sepucuk uang kertas lima ribu menari-nari terkena hempasan angin yang dihasilkan dari laju motor di dalam tong setan. Salah satu joki yang melihat saweran tersebut langsung mendekat. Sejurus kemudian dia menyambar uang dari tangan penonton. Kegiatan saweran tersebut lalu diikuti oleh penonton lainnya. Ada yang memberi lima ribu. Ada pula yang sepuluh ribu.

Kedua joki motor tong setan semakin bersemangat menyambar uang saweran yang ditawarkan. Mereka lantas berakrobat dengan melepas pegangan di stang motor, mengangkat kaki atau melambaikan tangan sebagai bentuk terima kasih karena banyaknya orang memberi uang saweran.

Sayangnya kebersamaan kedua joki tersebut tak berlangsung lama. Salah satu joki merasa ada yang salah pada motornya dan memutuskan untuk menyudahi pertunjukkannya. Sedangkan rekannya masih tetap menghibur penonton seorang diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun