Virtual reality is about being able to create new experiences that are impossible in real life, but that feel incredibly real.
- Mark Zuckerberg (CEO of Meta Platforms) -
Virtual reality (VR) telah membawa revolusi dalam berbagai bidang, termasuk desain interior. Teknologi ini memungkinkan desainer untuk menciptakan presentasi yang jauh lebih imersif dan realistis, yang memberi klien pengalaman visual yang mendalam dan interaktif. Dengan VR, klien tidak hanya melihat gambar atau denah dua dimensi, tetapi juga dapat "masuk" ke dalam ruang yang telah dirancang dan mengalami suasana dan tata letak ruangan secara langsung. Pengalaman ini memberikan persepsi yang lebih akurat dan mendalam tentang desain yang diusulkan, memungkinkan klien untuk membuat keputusan yang lebih informatif dan tepat.
Dalam konteks presentasi desain interior, interaksi visual yang imersif melalui VR menawarkan berbagai keuntungan. Salah satunya adalah kemampuan untuk menunjukkan berbagai elemen desain secara dinamis. Klien dapat melihat perubahan langsung pada warna dinding, penempatan mebel, atau jenis pencahayaan hanya dengan beberapa klik. Hal ini tidak hanya membuat presentasi lebih menarik, tetapi juga memberikan fleksibilitas bagi desainer untuk menyesuaikan desain sesuai dengan preferensi dan umpan balik klien secara real-time. Kemampuan ini mempercepat proses revisi dan pengambilan keputusan, mengurangi waktu yang biasanya diperlukan untuk melakukan perubahan, dan mengurangi risiko kesalahpahaman yang sering terjadi dalam komunikasi desain tradisional.Â
Selain itu, penggunaan VR dalam presentasi desain interior membantu mengatasi batasan imajinasi klien. Banyak klien sering kesulitan membayangkan bagaimana desain akhir akan terlihat hanya dari gambar dua dimensi atau sketsa. VR menghilangkan hambatan ini dengan memberikan representasi tiga dimensi yang sangat realistis. Klien dapat berjalan-jalan di dalam ruangan virtual, melihat dari berbagai sudut, dan bahkan merasakan skala dan proporsi dengan lebih baik. Ini meningkatkan tingkat kepuasan dan kepercayaan klien terhadap desainer dan desain yang diusulkan, serta mengurangi kebingungan dan ketidakpastian yang dapat menghambat proses desain.
Manfaat lain dari VR dalam presentasi desain interior adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah sejak dini. Dalam lingkungan virtual, desainer dan klien dapat dengan mudah melihat elemen yang mungkin tidak berfungsi dengan baik atau tampak kurang estetis. Misalnya, posisi jendela yang tidak ideal, pencahayaan yang tidak memadai, atau ruang yang terasa sempit dapat diidentifikasi dan disesuaikan sebelum tahap konstruksi dimulai. Ini membantu menghemat biaya dan waktu yang mungkin terbuang untuk perubahan pada tahap akhir. Dengan demikian, VR bukan hanya alat presentasi, tetapi juga alat perencanaan yang sangat efektif.
Berikut adalah tahapan teknologi dalam pemanfaatan Virtual Reality (VR) untuk presentasi desain interior berdasarkan penjelasan di atas:
1. Pengembangan Model 3D
Langkah pertama dalam menggunakan VR untuk desain interior adalah membuat model 3D yang akurat dari ruangan yang akan dirancang. Desainer menggunakan perangkat lunak desain seperti AutoCAD, SketchUp, 3DsMax, Blender atau Revit untuk membuat model ini. Setiap elemen dalam ruangan, mulai dari dinding, lantai, langit-langit, hingga furnitur dan dekorasi, di-render secara detail untuk menciptakan representasi yang realistis.
2. Integrasi dengan Perangkat VR
Setelah model 3D selesai, tahap berikutnya adalah mengintegrasikannya dengan perangkat VR. Perangkat lunak khusus seperti Unity atau Unreal Engine digunakan untuk mengkonversi model 3D menjadi lingkungan virtual yang dapat dieksplorasi. Pada tahap ini, desainer memastikan bahwa semua elemen berfungsi dengan baik dalam VR dan mengatur interaktivitas yang diperlukan.