Mohon tunggu...
ARDIAN JAYA PRASETYA
ARDIAN JAYA PRASETYA Mohon Tunggu... Dosen Desain Interior

Hallo kenalkan saya Ardian Jaya Prasetya, Selamat datang dan selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Variabel Elemen pada Desain Interior yang Membentuk Persepsi Pengguna Ruang

26 Mei 2023   09:26 Diperbarui: 26 Mei 2023   09:34 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.countryliving.com/home-design/decorating-ideas/how-to/g1294/how-to-decorate-with-blue-and-white/Input sumber gambar

Dalam konteks desain interior, istilah "variabel elemen interior" mungkin mengacu pada elemen-elemen yang dapat diubah atau divariasikan dalam sebuah ruangan atau lingkungan interior. Elemen-elemen ini mencakup berbagai faktor yang dapat dipertimbangkan dan dimodifikasi untuk menciptakan suasana yang diinginkan atau memenuhi kebutuhan tertentu.


Variabel pada desain interior yang dapat membentuk persepsi pengguna yang pertama adalah Tata letak atau Penempatan furnitur, peralatan, dan elemen-elemen lainnya dalam ruangan. Tata letak yang tepat dapat mempengaruhi fungsionalitas, aliran lalu lintas, dan tampilan visual suatu ruangan. Tata letak dalam desain interior merujuk pada pengaturan dan penempatan furnitur, peralatan, dan elemen-elemen lainnya dalam sebuah ruangan. Ini melibatkan pemikiran yang cermat tentang bagaimana ruang dapat digunakan secara optimal, aliran lalu lintas, dan menciptakan suasana yang diinginkan. Tata letak yang baik mempertimbangkan fungsi, estetika, dan kenyamanan pengguna ruangan. Identifikasi tujuan dan fungsi ruangan merupakan langkah awal penting dalam menentukan tata letaknya. Mengetahui fungsi utama ruangan akan membantu dalam menentukan pengaturan yang tepat. Tata letak harus mempertimbangkan sirkulasi dalam ruangan. Ini berarti memastikan bahwa ada ruang yang cukup untuk bergerak dengan leluasa antara furnitur dan elemen lainnya. Mengidentifikasi jalur masuk dan keluar, serta jalur pergerakan internal, membantu menciptakan ruangan yang mudah digunakan. Tata letak harus memperhatikan proporsi dan skala elemen-elemen dalam ruangan. Menggunakan furnitur yang sesuai dengan ukuran ruangan adalah penting untuk menciptakan keseimbangan visual. Perhatikan juga hubungan antara furnitur, seperti jarak antara sofa dan meja kopi, untuk menciptakan ruang yang proporsional. Tata letak harus mempertimbangkan fungsi dan ergonomi pengguna ruangan. Misalnya, dalam ruang kerja, pastikan meja dan kursi disusun dengan baik untuk kenyamanan dan efisiensi penggunaan. Perhatikan juga penyimpanan yang efisien dan aksesibilitas untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Tata letak dalam desain interior adalah proses yang kompleks yang melibatkan pertimbangan yang matang terhadap berbagai faktor. Seorang desainer interior menggunakan pengetahuan mereka tentang desain dan kebutuhan klien untuk menciptakan tata letak yang fungsional, estetis, dan sesuai dengan tujuan ruangan.

Persepsi pengguna ruang interior yang kedua juga dipengaruhi oleh cahaya dalam ruang atau pencahayaan. Penempatan dan jenis pencahayaan yang digunakan, seperti cahaya alami, cahaya buatan, atau kombinasi keduanya. Pencahayaan yang baik dapat menciptakan suasana yang nyaman dan mempengaruhi tampilan keseluruhan ruangan. Pencahayaan merupakan aspek penting dalam desain interior yang dapat mempengaruhi suasana, fungsi, dan tampilan visual ruangan. Penggunaan pencahayaan yang tepat dapat menciptakan efek dramatis, meningkatkan kenyamanan, dan memperbaiki kinerja visual. Memaksimalkan penggunaan cahaya alami adalah salah satu aspek penting dalam desain pencahayaan. Membiarkan cahaya matahari masuk melalui jendela dan memanfaatkan sinar matahari dapat menciptakan suasana yang hangat dan alami dalam ruangan. Penting untuk mempertimbangkan penempatan jendela, tirai atau penutup jendela yang dapat dikendalikan, dan pemantulan cahaya untuk mengoptimalkan cahaya alami.

Sedangkan cahaya buatan digunakan untuk melengkapi atau menggantikan cahaya alami terutama pada malam hari atau dalam ruangan yang minim sinar matahari. Beberapa contoh cahaya buatan yang pertama adalah General lighting. General light menyediakan pencahayaan keseluruhan ruangan. Ini bisa berupa lampu langit-langit, lampu gantung, atau lampu dinding yang terpasang secara keseluruhan. General light memberikan kecerahan keseluruhan dan memastikan visibilitas di seluruh ruangan. Yang kedua adalah task lighting, yaitu digunakan untuk tujuan spesifik seperti membaca, menulis, atau bekerja di meja. Misalnya, lampu meja, lampu baca, atau lampu gantung yang terfokus dapat memberikan cahaya yang diperlukan untuk tugas-tugas tersebut. Berikutnya adalah Ambient lighting, yaitu pencahayaan yang digunakan untuk menciptakan suasana yang diinginkan dalam ruangan. Ini bisa berupa lampu latar, strip LED, atau lampu dinding dengan intensitas yang dapat diatur. Cahaya suasana memberikan sentuhan dekoratif dan menciptakan suasana yang hangat atau romantis. Yang terakhir adalah Warna pencahayaan, warna cahaya dapat memberikan efek yang berbeda dalam ruangan. Cahaya putih hangat (warm white) memberikan suasana yang nyaman dan ramah, sedangkan cahaya putih dingin (cool white) memberikan kesan yang lebih energik dan modern. Penting untuk memilih warna cahaya yang sesuai dengan tujuan dan gaya desain ruangan.

Variabel elemen interior sebagai pembentuk persepsi ruang berikutnya adalah Warna. Pemilihan skema warna untuk dinding, lantai, langit-langit, furnitur, dan aksesori. Warna memiliki dampak besar pada suasana dan suasana hati dalam ruangan. Warna adalah elemen kunci dalam desain interior yang dapat memberikan dampak besar terhadap suasana, tampilan, dan suasana hati ruangan. Pemilihan skema warna yang tepat dapat menciptakan ruang yang harmonis, menarik, dan sesuai dengan tujuan desain. Warna dinding adalah salah satu elemen utama dalam desain warna interior. Warna dinding dapat memberikan dasar untuk seluruh ruangan dan mempengaruhi suasana keseluruhan. Warna netral seperti putih, abu-abu, atau beige sering digunakan untuk menciptakan tampilan yang bersih dan serbaguna. Warna-warna cerah atau warna-warna kaya dapat memberikan keberanian dan karakter yang lebih kuat. Mengatur keseimbangan dan kontras dalam penggunaan warna adalah penting dalam desain interior. Keseimbangan dapat dicapai dengan mendistribusikan warna secara merata di seluruh ruangan. Kontras dapat diciptakan dengan menggabungkan warna-warna yang berbeda secara cerdas, seperti warna-warna terang dengan warna-warna gelap atau warna-warna hangat dengan warna-warna dingin. Pemilihan aksen warna dapat memberikan sentuhan visual dan menarik perhatian pada elemen tertentu dalam ruangan. Ini bisa dilakukan melalui penggunaan furnitur, aksesori, atau detail desain dengan warna yang kontras atau mencolok dibandingkan dengan skema warna yang dominan.

Pembentuk persepsi ruang dalam interior berikutnya adalah pemilihan Material Interior. Material dalam desain interior dapat memberikan berbagai efek dan kontribusi terhadap tampilan, suasana, dan kesan keseluruhan ruangan. Material: Pilihan material untuk lantai, dinding, furnitur, dan elemen lainnya. Material yang dipilih dapat mempengaruhi tampilan, kualitas, dan keawetan suatu ruangan. Material memiliki tampilan dan tekstur yang unik, yang dapat memberikan karakter visual dan keindahan dalam ruangan. Misalnya, kayu memberikan kesan alami dan hangat, sementara logam memberikan tampilan modern dan industri. Material dapat menciptakan suasana dan mood tertentu dalam ruangan. Misalnya, penggunaan kayu dengan warna dan tekstur yang hangat dapat memberikan suasana yang nyaman dan alami. Di sisi lain, logam dengan permukaan mengkilap dapat memberikan kesan futuristik dan modern. Material juga berkontribusi terhadap daya tahan dan keawetan dalam desain interior. Misalnya, batu seperti marmer atau granit biasanya tahan lama dan mudah dirawat. Beberapa material dapat mempengaruhi akustik ruangan dengan cara menyerap atau memantulkan suara. Misalnya, penggunaan material berpori seperti panel akustik atau karpet dapat membantu meredam gema dan mengurangi kebisingan dalam ruangan. Pemilihan material yang tepat dalam desain interior penting untuk mencapai tujuan estetika, fungsionalitas, dan kepuasan penghuni ruangan. Perpaduan yang cerdas antara berbagai material dapat menciptakan ruang yang unik, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individu.

Pembentuk persepsi pengguna interior yang teralhir dan sangat bisa dirasakan adalah gaya desain interior atau style desain. Dalam desain interior, "style" merujuk pada gaya atau tema yang dipilih untuk menciptakan tampilan dan suasana ruangan yang konsisten. Berikut ini beberapa gaya atau style yang umum dalam desain interior:

https://shhoonya.com/classical-style-interior-design/Input sumber gambar
https://shhoonya.com/classical-style-interior-design/Input sumber gambar

Gaya Klasik: 

Gaya klasik cenderung mengadopsi elemen-elemen dari era klasik seperti Yunani kuno, Romawi, atau Renaisans. Gaya ini ditandai oleh detail-detail yang rumit, ornamen, dan furnitur dengan bentuk yang elegan dan indah. Penggunaan bahan-bahan seperti kayu mahoni, marmer, dan kain dengan motif yang kaya adalah ciri khas dari gaya klasik.

https://atap.co/malaysia/en/projects/modern-contemporary-condoInput sumber gambar
https://atap.co/malaysia/en/projects/modern-contemporary-condoInput sumber gambar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun