Mohon tunggu...
ardiani talitha
ardiani talitha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Schistosomiasis: Menguak Ancaman Demam Keong

14 Agustus 2023   21:35 Diperbarui: 14 Agustus 2023   21:37 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Schistosomiasis, penyakit tropis yang disebabkan oleh cacing pipih parasit dari genus Schistosoma yaitu Schistosoma Japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelania hupensis lindoensis, terus menjadi tantangan kesehatan yang meluas di banyak bagian dunia. 

Juga dikenal sebagai "Demam Keong", schistosomiasis mempengaruhi jutaan orang terutama di negara berkembang salah satunya Indonesia, di mana cacing ini hanya endemis di 28 desa di Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Poso (dataran tinggi Bada dan Napu) dan Kabupaten Sigi (dataran tinggi Lindu) disebabkan sanitasi yang tidak memadai dan kurangnya sumber air bersih berkontribusi terhadap penyebarannya.

Penularan schistosomiasis terjadi ketika individu bersentuhan dengan air tawar yang dipenuhi oleh larva parasit yang dilepaskan oleh keong yang terinfeksi. Larva ini menembus kulit, akhirnya matang menjadi cacing dewasa yang berada di pembuluh darah, terutama di sekitar usus atau saluran kemih. Infeksi yang dihasilkan dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk sakit perut, diare, darah dalam urin, dan bahkan kerusakan organ pada kasus yang parah.

Salah satu aspek yang mengkhawatirkan dari schistosomiasis adalah dampak jangka panjangnya pada manusia yang terkena. Infeksi kronis dapat menyebabkan anemia, malnutrisi, dan pertumbuhan terhambat, terutama di kalangan anak-anak. Selain itu, penyakit ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung kemih dan kerusakan hati dari waktu ke waktu.

Strategi pencegahan schistosomiasis melibatkan peningkatan infrastruktur air dan sanitasi, mempromosikan praktik kebersihan, dan mengendalikan populasi keong di badan air yang terkena dampak. Pemberian obat massal praziquantel, obat yang efektif membunuh cacing parasit, telah menjadi landasan upaya pengobatan.

Menkes juga menuturkan strategi utama untuk mencapai eradikasi Schistosomiasis yaitu Manajemen pola pengembalaan ternak, pemberantasan keong secara kimiawi, rekayasa lingkungan baik melalui pencetakan sawah, pengembangan agroforestri, penyediaan air bersih dan sanitasi serta kampanye perubahan perilaku masyarakat. (Hartifiany Praisra | Winda Destiana Putri). 

Kesimpulannya, dengan berfokus pada tindakan pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan yang efektif, kita dapat mengambil langkah signifikan untuk mengurangi dampak dan meningkatkan kehidupan mereka yang terkena dampak schistosomiasis.

Sumber Literature/ Referensi:

Azari Achmad Naufal dan Diptyanusa Ajib.”Overcoming Challenges to eliminate schistosomiasis in Central Sulawesi”. https://www.who.int/. Diakses pada senin 14 Agustus 2023. https://www.who.int/indonesia/id/news/detail/25-07-2023-overcoming-challenges-to-eliminate-schistosomiasis-in-central-sulawesi

Civas. “Schistosomiasis, Penyakit yang hanya ada di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan”. https://civas.net/.  Diakses pada senin 14 Agustus 2023. https://civas.net/2018/01/18/schistosomiasis-penyakit-yang-hanya-ada-di-sulawesi-tengah-dan-sulawesi-selatan/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun