Mohon tunggu...
Ardiansyah Farizi
Ardiansyah Farizi Mohon Tunggu... Buruh - Ingat Asal

Seorang pemuda yang mencoba menyulam kehidupan. Mencoba bermanfaat bagi manusia lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Adek Jilbab Ungu dan Dilema Belum Lulus S1

18 Oktober 2018   12:06 Diperbarui: 24 November 2018   18:04 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kapan lulus nak?", kalimat itu meluncur dari mulut perempuan dengan pandangan teduh itu. Tertunduk dengan wajah lesu, hanya itu yang dapat dilakukan pemuda yang ditanya. (Aduh mama sayangeee.. Maafkan kami yang belum juga lulus ini)

Dilema semester akhir, memang kerap menghampiri mahasiswa/mahasiswi yang berupaya mencapai gelar stratanya. Kelalaian di semester-semester awal kuliah, kesibukan mengurus organisasi dengan sejuta prahara, yang merupakan buntut dari pilihan jurusan yang hanya sekadar ikut-ikutan teman.

Ingin beralih, tapi daya sadar yang datang terlambat jelas jadi penghambat. Apalagi teman-teman satu angkatan telah dahulu menyelesaikan studinya, tinggal lah diri dengan segala rasa malunya ketika harus hadir dalam ruang kuliah. Ditambah pula dengan adik-adik semester awal yang banyak tanya, "kakak semester berapa?". Makjleb, rasanya sakit...Sakit sekali.

Keinginan membahagiakan kedua malaikat yang berwujud ibu bapak sangatlah besar. Bayangan menyandang gelar, kemudian mendapatkan kerja sebagai wujud bakti pada mereka kerap terlintas. Kacau nya, semua keadaan malah sebaliknya. 

Belum lagi keinginan adik berjilbab Biru (si imut yang viral itu), yang kian ngebet jadi menantu, menambah berat tekanan dipundak. Lari menyendiri lalu berkontemplasi dengan harapan ilham turun menjadi jawaban sudah pernah jadi pilihan. Tetap saja belum berbuah sesuai keinginan. Sial memang..

Sungguh, bukan karena tidak cerdas...Bukan, bukan itu. Hanya energi besar yang dibutuhkan dalam perjuangan sedikit terkuras. 

Oy adik berjilbab biru, adek jangan menuntut dulu. Yaa.. Rasanya sang pejuang strata lebih butuh doronganmu. Bukankah masa depan yang ingin dibangun dalam bentuk kebahagian. Mbok yo sabar dulj, jangan terburu-buru.

Salah memilih jurusan, bukan suatu alasan yang dapat membenarkan kata menyerah muncul bro. Hadapi, syukuri, nikmati.. Toh itu sudah pilhan kita. 

Asal tahu saja, Pertempuran hidup bukan dimenangkan oleh siapa yang kuat atau siapa yang cepat. Tetapi oleh ia yang berpikir bahwa ia bisa, yang kembali bangkit setelah kejatuhannya.

yaa.. !! Yakin, Usaha, Sampai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun