Mohon tunggu...
Astriana
Astriana Mohon Tunggu... Freelancer - Pengarang

Review, sastra, diktat kuliah, mental health

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Brain Rot, Efek Samping Media Sosial Yang Mematikan

15 Januari 2025   20:30 Diperbarui: 15 Januari 2025   20:28 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Astriana

Konten Receh Adalah Hiburan

            Konten receh sering sekali berkeliaran di beranda sosial media kita. Mulai dari meme, parodi, dan lain sebagainya. Saat ini, menjadikan konten receh sebagai hiburan setelah beraktivitas sepanjang hari menjadi pilihan kebanyakan orang bukan? Ya, termasuk juga saya. Mengonsumsi konten receh sebenarnya boleh-boleh saja. Tapi perlu kita ingat, ini nggak boleh dilakukan setiap saat.  Kita harus mulai memikirkan dampak jangka panjang, kenapa konsumsi konten receh secara berlebihan bisa berbahaya?

Konten Receh Menyebabkan Brain Rot?

Sesuatu yang paling dirugikan dari mengonsumsi konten receh secara berlebihan adalah kebiasaan kita. Mengapa begitu? 

Konten receh yang biasanya tersedia di reels, tik tok, ataupun Youtube Short cenderung memiliki durasi yang sangat pendek yakni 1 sampai 30 detik. Durasi yang sebentar itu kita nggak memerlukan konsentrasi yang serius sama sekali. Kita cuma perlu santai dan menikmati apa yang sudah disajikan (terkadang kita tidak peduli apakah konten itu benar atau hoax), kemudian lanjut scroll jika tidak suka dengan satu konten, scroll lagi, scroll terus, dan kita lupa waktu. Kemudahan untuk scroll berbagai konten receh di sosial media ini seperti air tenang menghanyutkan. (Sekali scroll bisa jadi sampek berjam-jam)

            Kebiasaan scroll yang berlebihan sampai nggak tahu waktu inilah yang dapat mengakibatkan brain rot atau pembusukan otak. Kok bisa?

Kegiatan berulang-ulang yang kita lakukan akan direspon oleh otak sebagai kebiasaan. Dalam jangka Panjang otak kita akan menyesuaikan kapasitasnya dengan kebiasaan yang kita bentuk. Pernah dengar bisa karena terbiasa?  Nah, biasa menonton konten receh juga  bisa membuat otak kita lebih suka sesuatu yang instan dan nggak berbobot.  (Baca paragraph selanjutnya)

Dilansir dari ums.ac.id, Brain rot atau dikenal sebagai "pembusukan otak" adalah kondisi ketika kemampuan kognitif, analisis, memori, serta mengingat individu menjadi menurun karena kebiasaan menggunakan teknologi secara berlebihan. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan dalam berpikir kritis, kepekaan mengambil keputusan, dan kemampuan memecahkan suatu masalah. 

Sederhananya brain rot atau pembusukan otak membikin kemampuan otak kita menurun karena terus dicekoki konten-konten nggak berbobot dengan durasi lama. Berikut tiga efek samping yang berlu kita waspadai dari brain rot. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun