Mohon tunggu...
Astriana
Astriana Mohon Tunggu... Freelancer - Pengarang

Review, sastra, diktat kuliah, mental health

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Toxic Posivity, Sisi Gelap dari Kebiasaan Positif

2 Desember 2020   20:03 Diperbarui: 3 Desember 2020   04:16 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo, semoga kita semua masih sehat dan waras.

Ya, hampir setengah tahun kita dipenjara karena pandemi. Susahnya bertemu teman, kangen dengan pemandangan alam dan rekreasi, serta mata yang mulai lelah memandangi monitor.  Mungkin karena itu sebagian kita mengalami stress, frustasi, atau apapun yang menganggu kesehatan mental.

Lalu apa pernah kamu menceritakan beban pikiran kepada teman, orang tua, pasangan, atau saudara? Saya harap pernah. Maka mari menyimak ulasan ini.

Apa Itu Toxcid Posivity?

Toxcid posivity adalah keadaan dimana seseorang terlalu fokus dan terobsesi pada hal-hal positif sehingga menolak segala sesuatu yang akan memicu emosi atau perasaan negatif. 

Keadaan ini sangat memprihatinkan. Kerap kali pelaku toxcid posivity tidak menyadari bahaya dari perbuatannya dan korban dari toxcid posivity tidak memahami bahaya yang sedang dihadapi. 

Ya, karena toxcid posivity diberikan dengan tenang dan tidak menunjukkan ancaman. Hal ini dapat diterima oleh beberapa orang. Namun secara tidak langsung ini juga akan memberi tekanan.

Bahasa Dari Toxcid Posivity

Mari memahami bahasa dari toxcid posivity sebelum mengidentifikasi apakah kamu pelaku atau korban.

1. Toxcid Posivity 

-“Jangan memikirkannya, tetaplah positif!

-“Jangan khawatir, berbahagialah!”

-“Kegagalan bukanlah pilihan.”

-“Semuanya akan berhasil pada akhirnya.”

-“Jika saya bisa melakukannya, kamu juga bisa!”

-"Hapus negatif!"

-“Cari sisi baiknya!”

-"Segala hal terjadi untuk suatu alasan."

-"Itu bisa menjadi lebih buruk."

2. Not Toxcid Posivity

-“Jelaskan apa yang kamu rasakan, saya akan mendengarkan.”

-“Saya melihat kamu benar-benar stres, ada yang bisa saya lakukan?”

-“Kegagalan adalah bagian dari pertumbuhan dan kesuksesan.”

-“Ini sangat sulit, aku memikirkanmu.”

-“Aku di sini untukmu baik dan buruk.”

-“Cerita, kemampuan, batasan setiap orang berbeda, dan tidak apa-apa.”

-"Penderitaan adalah bagian dari hidup, kamu tidak sendiri."

-"Saya melihat kamu. Saya di sini untuk kamu."

-“Beberapa orang bisa berlayar tanpa peta. Bagaimana saya dapat mendukung kamu selama masa sulit ini? ”

-“Itu menyebalkan. Saya sangat menyesal kamu mengalami ini. "

Sampai disini saya harap kita memahami perbedaan antara kepositifan beracun & jawaban/validasi yang tidak beracun. Orang pada kolom pertama seolah menganggap kita malaikat yang tidak boleh punya emosi negatif. 

Dia menanamkan keoptimisan di setiap kesempatan, bahkan ketika kita tidak membutuhkannya. Hal itu tentu tidak bisa diterima oleh semua orang. 

Saya yakin ketika dalam keadaan sulit beberapa orang lebih butuh untuk "didengarkan" atau "diam" daripada dijejali dengan setumpuk motivasi yang membuat pundak berat. Sementara orang pada kolom 2 terlihat lebih terbuka, memahami kita sebagai manusia, jujur, dan tulus. 

Jika saya orang yang sedang dalam keadaan sulit pasti akan memilih orang tersebut untuk dijadikan teman. Tidak perlu disertakan banyak alasan, cukup karena dia memahami kita sebagai manusia.

Mengapa Toxcid Posivity Berbahaya Untuk Kesehatan Kita?

"Kehilangan hubungan dengan diri kita sendiri" adalah kalimat yang tepat untuk korban toxcid posivity. Karena ia terus menekan nilai-nilai positif ke dalam dirinya. 

Menutupi perasaan sujujurnya mungkin tidak masalah dilakukan sekali-dua kali itu pun tidak boleh dalam keadaan tertekan. Misal kamu menutupi perasaan suka pada temanmu dengan mengatakan, " Tidak, aku tidak suka kamu". 

Tentu itu masalahnya lain lagi. Tapi dalam keadaan sulit, merasa gagal mencapai target, mengecewakan orang tua, atau bangkrut. Motivasi atau kata-kata positif yang tidak diarahkan dengan tepat akan menyebabkan depresi. Depresi yang tidak dikelola dengan bijaksana akan mengakibatkan sakit jiwa, melukai orang lain, atau bahkan bunuh diri. Maka jangan sampai depresi kita tidak terolah.

Cara Menghindari Dan Menyembuhkan Toxcid Posivity

Menghindari dan menyembuhkan toxcid posivity artinya memberi kesempatan untuk mengolah emosi positif dengan bijaksana. Ingatlah kita bukan malaikat, hanya manusia yang tidak bisa memprogram diri kita untuk terus bahagia (positif) dan menyangkal emosi validitas diri sendiri. Maka lakukan beberapa hal berikut:

  • Jujur. 
  • Beberapa studi psikologis menunjukkan bahwa menyembunyikan atau menyangkal perasaan menyebabkan lebih banyak stres pada tubuh dan meningkatkan kesulitan untuk menghindari pikiran dan perasaan yang membuat stress. Artinya emosi negatif yang diungkapkan lebih baik daripada berpura-pura baik. Mulailah tegas dengan mengatakan "ya" atau "tidak".
  • Jangan Malu
  • Rasa malu kerap mendorong kita merahasiakan perasaan sebenarnya. Para penekan emosi (korban toxcid posivity) terlihat tenang dan menerima semua pesan positif yang datang. Namun dalam hati dan pikirannya dia frustasi.
  • Bodo Amat
  • Cara ketiga ini adalah yang paling mutakhir untuk memblokir semua komentar negatif yang mungkin muncul saat kita menunjukan sikap berbeda (emosi negatif). Dalam beberapa kesempatan menjadi "bodo amat" membuat kita menjadi manusia yang merdeka seutuhnya. Tanpa beban, tanpa banyak tuntutan, dan tetap bijaksana. Maka untuk menjadi "bodo amat" saya sarankan, baca buku "Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat" karya Mark Manson.

            Dari tiga hal di atas. Dalam rangka menjaga kewarasan diri sendiri memusuhi toxcid posivity tidak serta merta menjadikan kita jahat tidak juga menjadikan kita orang yang sangat baik "malaikat". Hanya menjadikan kita manusia dengan emosi yang seimbang, bijaksana, dan adil pada diri sendiri serta orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun