Kesehatan mental adalah hal krusial bagi manusia. Orang dengan mental yang waras akan mampu berpikir jernih dan membuat keputusan yang tepat sasaran.
Akan tetapi, dalam lingkungan yang berbeda beberapa orang memiliki penyimpangan mental yang tidak teratasi. Siapakah salah satunya? Dia adalah people pleaser.Â
Sebagian orang mengartikan people pleaser adalah orang yang suka meminta maaf terlebih dahulu. Akan tetapi, lebih kompleks dari itu people pleaser adalah orang yang memilki usaha berlebih agar diterima di suatu kelompok tanpa memedulikan batas kesanggupannya.
People pleaser bisa disebut sebagai manusia dengan seribu kewajiban dan satu hak.Â
Dia juga sangat bergantung pada pandangan orang lain terhadapnya. Hal inilah yang bisa memunculkan sebuah manipulasi hubungan di mana people pleaser akan dimanfaatkan oleh si manipulator dengan mudah.
Mengapa demikian? Karena tanpa disadari nilai-nilai yang salah telah diadaptasi menjadi unit kebudayaan dalam dirinya.
Harriet B. Braiker mengungkapkan bahwa people pleaser adalah orang yang memiliki penyakit untuk menyenangkan orang lain atau people-pleasing syndrome yang merasakan kebutuhan kompulsif bahkan adiktif untuk menyenangkan orang lain.
Pola emosi yang salah semacam ini menjadikan people pleaser tidak memiliki cara untuk mengendalikan diri dan terus teradiksi pada kebutuhannya dalam menyenangkan orang lain. Mereka akan merasa dihargai dan disayangi ketika bisa memenuhi kebutuhan orang lain. Meskipun hal tersebut melewati batas kesanggupannya atau bahkan merugikan dirinya sendiri. [1]
People pleaser dapat ditemui dalam hubungan kerja, pertemanan, atau asmara. Lalu apakah Anda seorang people pleaser di salah satu hubungan tersebut?
Jika masih bingung, maka identifikasilah diri Anda sendiri melalui lima indikasi yang menunjukan bahwa seseorang adalah people pleaser, yaitu:Â
1) Selalu mengatakan iya tidak bisa berkata tidak. Seringkali people pleaser menyetujui sesuatu bukan karena dia setuju melainkan agar disukai orang lain.Â
2) Selalu berusaha memecahkan masalah orang lain, inilah kenapa saya menyebut people pleaser sebagai manusia dengan seribu kewajiban dan satu hak.Â