[caption id="attachment_121870" align="alignleft" width="416" caption="Boaz Salossa (Kiri) Saat Berhadapan dengan kiper Turkmenistan Shamyradov (Kanan) di Kualifikasi Pra Piala Dunia di SUGBK / GettyImages."][/caption] Boaz Theofilius Erwin Solossa atau akrab disapa Boaz Salossa, adalah pemain berdarah Papua yang memiliki talenta yang luar biasa. Saat pertandingan melawan Turkmenistan kemarin malam, Kamis [28/7], ia sangat terlihat dewasa dalam menguasai bola. Meski ia tak berhasil menceploskan si kulit bundar ke jala tim lawan, pergerakannya cukup membuat repot pertahanan lawannya. Kapasitas seorang Boaz sangat terlihat saat timnas Indonesia menjajal kekuatan tim asal Amerika Latin yang baru saja menobatkan diri sebagai penguasa Benua Amerika, Uruguay. Dengan dingin ia mengkonversi bola terobosan Bepe menjadi sebuah gol berkelas dunia. Ia berhasil mengecoh kiper Uruguay dan menggelindinglah bola ke jala Uruguay. Keberhasilan timnas melaju ke babak ke tiga Kualifikasi Piala Dunia Brazil 2014 tak terlepas dari peran seorang Boaz Salossa yang mengobrak-abrik pertahanan sang lawan, baik saat dipercaya di leg pertama maupun di leg kedua dimana Stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi saksi bisu ganasnya seorang Boaz Salossa jika telah menguasai bola. Boaz sudah sepantasnya bermain di tingkat yang lebih tinggi. Sebab, pemain berusia 25 tahun tersebut telah memiliki kemampuan yang luar biasa, plus postur tubuh yang cukup tinggi yaitu 175 cm. Adik dari Ortizan Salossa itu bahkan pernah dikabarkan akan di rekrut tim asal Inggris yang berdomisili di kota London, Arsenal. Kabar tersebut bukanlah berita yang berlebihan jika mengaitkan dengan seorang talenta Indonesia yang bernama Boaz. Dan suatu saat, kabar itu bisa saja terwujud. Namun, rasanya sangat sulit untuk di realisasikan ketika melihat peringkat timnas Indonesia yang kini berada di posisi 137 dunia (peringkat fifa per 27 Juli). Andai saja, (peringkat) timnas lebih baik dari hari ini bukan tak mungkin bakat-bakat Indonesia akan menjadi sorotan dunia seperti halnya dengan seorang fenomenal asal Brazil, Ronaldo de Lima. Berasal dari kota kecil dan klub yang tak terkenal melahirkan seorang fenomenal seperti dirinya. Bedanya, Brazil memang dari jaman 'bahola' (dulu sekali) sudah bagus peringkatnya di dunia. Jadi jangan heran jika beribu pemain asal Brazil tersebar di seluruh dunia. Lebih detailnya adalah setiap liga di dunia "pasti" ada bakat yang berasal dari benua Amerika itu. Menurut saya, mulai saat ini kita harus mengelola persepakbolaan Indonesia ini dengan sebaik-baiknya. Sebab, negara lain sudah banyak yang membuktikan bahwa dengan berlari kesana-kemari dengan menggiring bola telah menjadi ladang yang bagus bagi penghidupan umat manusia. Kuncinya tetap, di olah dengan maksimal. Jangan setengah-setengah !! Dengan begitu, jangankan Boaz seorang. Jutaan anak Indonesia akan mampu hidup dengan layak dan tak terus mengeluh dengan kekurangan "itu-ini". Boaz Salossa sudah sepantasnya bermain di pentas sepak bola Eropa !!
Salam Kompak Selalu,
Ardian Sad.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H