Mohon tunggu...
Ardian Sad
Ardian Sad Mohon Tunggu... -

seorang peminat sepak bola, pemerhati, 'penulis' sepak bola .

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

(Sex) Dan Sepak Bola ?!

26 Mei 2011   14:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:11 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_110520" align="alignleft" width="270" caption="Sepak Bola / Foto : Google Pict."][/caption] Kisah ini masih terus dikait-kaitkan dengan sepak bola, umumnya olag raga. Kehidupan asmara juga sering disebut penyelamat dalam mendongkrak stamina pemain si kulit bundar dalam dunia persepakbolaan. Para pemain sepak bola profesional pun ada yang blak-blakan dalam urusan ini yang dapat dikonsumsi publik. Sebut saja Il Capitano AS Roma, Francesco Totti. Pemain berkebangsaan Italia ini dengan terbuka menyebutkan bahwa ia mempunyai satu "ritual" sebelum bertanding sepak bola. Apa itu ?! Adalah melakukan hubungan intim dengan pasangannya. Ia mempercayai bahwa setelah berhubungan ia mampu bermain dengan baik dengan stamina yang prima. Masalah ini pun juga dipercaya oleh "El Phenomenon" alias si fenomenal, Ronaldo de Lima. Ia beralasan hampir sama dengan Francesco Totti yaitu menjaga stamina dalam bertanding. Walau pun masih banyak yang menyatakan ini hanya mitos belaka. Namun, masih ada saja pemain di dunia ini yang mempercayai "kegiatan" ini membuat stamina menjadi baik. Menurut penelitian dari Dr. Ian Shrirer, mantan presiden Canadian Academy of Sport Medicine, hal tersebut tidak terbukti meningkatkan stamina para atlet sebagaimana di percaya sebagian atlet di jagad raya. Ia beralasan, atlit malah butuh bersaing ditingkat tertinggi. Ia menambahkan, seorang atlet butuh keseimbangan dalam setiap pertandingan. Jika hal tersebut dilakukan, maka atlet bersangkutan akan mendapatkan perbedaan positif yang menambah agresifitas sang atlet. Apabila ini yang terjadi, dampaknya atlet lebih mudah mendapatkan kartu merah alias blunder karena kurang mendapatkan keseimbangan fisik. Hal ini memang masalah klasik, tapi terus diperdebatkan atas kebenarannya. Meski memiliki pandangan yang berbeda tentang seks sebelum bertanding. Namun "ritual" ini terus saja berlansung hingga saat ini, terlepas dari benar-tidaknya kepercayaan ini.

Salam Kompak Selalu,

Ardian Sad.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun