Ide ini muncul ketika saya menonton film di salah satu stasiun TV swasta yang menceritakan anak bodoh dan miskin yang mencari orang tua asuh untuk membiayai dia sekolah. Tapi hampir semua orang menolak dia karena dia bodoh dan dulunya berperilaku kurang baik. Tapi niat dia untuk berubah dan belajar lebih baik lagi tidak dipedulikan oleh orang-orang kaya itu.
Ratusan hingga ribuan orang di seluruh penjuru Indonesia mengharapkan yang namanya sebuah Beasiswa Pendidikan. Tapi disini yang sering muncul banyak pertanyaan dan masalah yang cukup rumit. Siapakah yang pantas mendapatkan beasiswa itu? Apakah si kaya yang pintar ? Apakah si miskin yang pintar ? Mungkin kalau orang kaya dan memiliki kepintaran tidak medapat beasiswa itu wajar. Dan kalau orang miskin dan mempunyai sebuah kepintaran itu sudah pasti bisa mendapat beasiswa. Lalu bagaimana dengan anak yang miskin dan bodoh yang sangat membutuhkan beasiswa itu tapi tidak bisa mendapatkannya karena nilai mereka tidak sebagus anak-anak pintar itu. Apakah ini yang bisa dibilang adil ?
Bagaiman negara ini bisa lebih maju dari negara tetangga kita kalau ada rakyatnya yang bodoh dibiarkan begitu saja dan dibarkan berhenti sekolah. Dimana Sila Kelima itu ? Seharusnya keadilan itu harus lebih merata disetiap orang yang membutuhkan biaya pendidikan. Tidak perlu melihat mereka bodoh atau pintar. Tapi kita semua harus menjadi bangsa yang pintar!
Semoga pemerintah lebih memperhatikan semua masyarakat bukan dari kepintarannya saja. Karena dibalik sebuah kekurangan itu ada KELEBIHAN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H