Mohon tunggu...
Ardi Ansyah
Ardi Ansyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pengembara dalam mencari kesejatian hidup. (Sumatra-Jawa)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hak 7

26 Februari 2012   02:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:12 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hak sebenarnya mengadopsi dari bahasa Arab yang berarti benar, sedangkan dalam bahasa Indoensia hak lebih dimaknai dengan kewenangan melakukan seuatu terlebih lagi itu memang diatur atau ada undang-undangnya, seperti dalam pemilu, bagi warga negara yang sudah mencapai umur delapan belas tahun ke atas mempunyai hak untuk memilih.

Tapi kalau kita kembalikan ke-ajaran agama, terutama tauhid, hak adalah sebutan bagi  Tuhan yang sering kita dengar dengan istilah Sang Maha Hak. Mengapa demikian?, karena yang maha benar adalah Tuhan, kebenaran mutlak hanya pada Dia. Sementara manusia, kebenaran sifatnya relatif dan akan terus dikaji ulang oleh para generasi selanjutnya dan ini banyak terletak dalam pemabahasan ilmu pengetahuan.

Kita ambil contoh, seperti penemuan Darwin dengan Toeri Evolusinya, Bahwasannya manusia itu berevolusi dengan bangsa Kera. Teori ini kemudian diteliti ulang oleh para ilmuan selanjutnya, terutama ilmuan abad modern, dan mereka menemukan bahwa teori Darwin tidak ada data yang valid, bahkan data yang ada adalah hasil manipulasi dan rekayasa yang dibuat-buat dengan menggunakan segala cara bahkan bisa dikatakan melanggar hak asasi manusia.

Bicara soal evolusi, tentu adalah penyebab terjadinya sesuatu, nah, gunung berapi tentu punya asal muasal (kalau dalam bahasa Darwinnya "evolusi").

Gunung berapi di Indonesia memiliki bentuk yang beragam sesuai dengan proses terjadinya.  Pada awalnya, Gunung berapi terbentuk dari batuan cair panas yang disebut magma yang berasal dari perut bumi. Na, pada saat gunung meletus, magma akan naik ke permukaan dan melewati retakan-retakan yang ada di batuan padat dan kemudian meletus. Terkadang juga magma menghasilkan letusan yang cukup dahsyat. Magma tersebut mengalir seperti sungai api, sambil menyeret benda disekitarnya seperti bebatuan, debu, abu, uap panas, dan gas panas lain yang dilaluinya.

Dari sini dapat kita ambil sebuah kesimpulan, bahwa segala sesuatu yang terjadi tentu ada penyebabnya atau asal muasal.

Yang ingin saya sampaikan adalah, bahwa segala sesuatu berasal dari satu titik, kemudian menyebar dan membentuk titik lain. Bahwasannya manusia dan seluruh alam semesta adalah bentukkkan titik-titik dari satu titik, dalam istilah lain lain disebut dengan emanasi. Yang harus menjadi pemikiran kita adalah, bagaimana cara titik itu bisa bertemu dengan titik yang lain. maka demikian?, karena semua titik akan saling mempengaruhi dalam perputaran roda kehidupan.

Artinya, kita tidak dapat itu hidup jika kita menganggap titik lain tidak berarti bagi kita, begitu juga dengan adanya gunung berapi, gunung dalam pengetahuan ilmu giologi, gunung pada umumnya hanya berada di perbatasan lempeng yang saling bergerak. Dalam ilmu kebumian juga dikenal teori tektonik lempeng. Menurut teori ini, Bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang terus bergera.k Coba bayangkan kalau gak ada gunung, wah bisa-bisa kita mabruk kedasar bumi.

Di dalam al-Quran juga diterangkan yangb artinya sebgai berikut,

"bukankah kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan gunung sebagai pasak" (Q.S. An-Naba, 78, 6-7-)

Pasak tentu digunakan untuk menahan atau mencencang sesuatu agar kokoh, nah gunung-gunung juga memiliki fungsi penting dalam menyetabilkan kerak bumi dan mencegah goyahnya tanah.

Dalam ayat lain dijelaskan,

"Dia menancapkan gunung-gunung di  bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu" (Q.S. An-Nahl, 15-16)

Semoga bermanfaat, Wallahu'alam Bishowab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun