Mohon tunggu...
Ardi Ansyah
Ardi Ansyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pengembara dalam mencari kesejatian hidup. (Sumatra-Jawa)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Sesuatu" yang Baru

9 Mei 2012   02:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:31 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dunia pendidikan sekarang sudah seharusnya memberikan keluasan dalam berkreasi bagi para siswa dan mahasiswanya. Lembaga pendidikan selama ini lebih doktrinal dalam memberikan bahkan pemahaman terutama dalam hal kognitif, sehingga sesuatu pengetahuan yang tidak diketahui seorang guru maka dianggap sesuatu yang tidak ilmiah, alasanya karena pemahaman yang tidak bersumber dari  buku tertentu maka tidak diangga ilmiah.

Maka yang terjadi adalah, banyak para Siswa dan Mahasiswa yang menjadi informatif bukan berperan aktif dalam mengemukakan suatu pendapat yang baru. Kalau kita perhatikan dan simak, hampir semua pendapat atau ide atau masukan, semuanya sudah ada dan pernah dibahas dan dibukukan dengan berbagai macam sampul dan judul buku, baik masalah konsep, metedologi, evaluasi dan lain sebgaianya.

Pengalaman pribadi penulis setahu dan sedikit yang penulis baca, banyak buku-buku yang cuma beda sampul atau judul dan pengarangnya, yang menulis sebuah buku yang isinya sama. Bahkan pengalaman penulis selama kuliyah, ketika kita mengemukakan pendapat kita tanpa disertai referensi, maka akan dianggap ASBUN (asal bunyi).

Maka penulis cukup setuju dengan pendapat Albert Einsten yang mengatakan "imajinasi lebih penting dari pengetahuan". Karena manusia sebenarnya mempunyai alat yang sangat super canggih dari alat manapun dalam menghasilkan suatu ide, otak.

Selama ini otak kita tertutup oleh tumpukan pengetahuan yang sudah digunakan oleh jutaan orang. Sehingga manusia cenderung berfikir sama dalam segala hal, kalau tidak sama maka dinggap tidak ilmiyah.

Maka pendidikan di Indonesia harus bisa memberikan kebebasan berfikir demi menciptakan kreasi baru yang akan membawa bangsa ini menjadi negara yang didepan dari semua negara lain kedepannya. Artinya lembaga hanya sebagai fasilitator dan para pendidik (guru) hany sebagai pendamping dan pengawas bukan sebagai rujukan utama dalam memberikan gagasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun