Ketika saya pertama kali masuk kuliah disalah satu kampus mungil tapi sangat besar, kenapa saya sebut mungil tapi besar. ini karena ada korelasi yang sangat dalam. Mungil, karena gedung tempatnya kuliyah sangat jauh dibanding dengan kampus-kampus lain khususnya daerah Malang. Saya bilang besar karena para ustadznya (kalau dikampus lain disebut dengan Dosen), mereka semua mempunyai jiwa yang besar dalam mengabdi. Dan kampus ini memang terletak dalam sebuah pesantren yang orang lain menyebutnya pesantren yang bonafit dikota Malang.
Salah seorang ustadnya yang sekaligus direkturnya mengatakan kepada para mahasiswanya yang baru "orang kuliyah kalau niyatnya untuk mencari pekerjaan, maka itu adalah tujuan yang paling hina". Kemudian ia menceritakan pengalamannya ketika kuliyah, katanya begini, "saya dulu kuliyah dapat beasiswa tidak kepikiran akan jadi seperti sekarang, pokoknya kuliyah mencari ilmu sebagai kewajiban kita dalam menghilangkan kebodohan".
Ustad saya tersebut sekarang masih mengabdikan diri dikampus kami dan kampus lain sekitar Malang dan ia termasuk salah seorang tercepat dalam mendapat gelar Profesor dalam dunia akademik. Salah satu ucapanya yang selalu saya ingat sampai sekarang adalah "Menuntut ilmu tujuannya adalah untuk Li'ilakalimatiLLah". Dan apapun propesi kamu dikemudian hari.
Kalau kita lihat dunia pendidikan sekarang, betapa cukup memperihatinkan, banyak mahawisiswa yang kuliyah di kampus-kampus yang megah dan mahal. tetapi banyak dari mereka yang tidak tahu tujuan kemana mereka setelah kuliya "cari kerja sulit" begitu ungkapan yang selalu kita dengar sebagian dari keluhan mahasiswa sekarang.
Bahkan ada yang sampai meminta jaminan kelembaga tersebut atau lembaga sosial lain untuk memberi mereka sebuah pekerjaan tertentu di tempat tertentu. Itu artinya masa depan mereka minta ditentukan oleh orang lain.
Jadi, sebenarnya dimana letak yang harus kita perbaiki dalam menyelesaikan pendidikan dari salah satu berbagai banyak masalah di negeri kita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H