Mohon tunggu...
Ar Dhisa
Ar Dhisa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I'am a boy...\r\nyes... boy, notyet a man..\r\nbut, don't call me "boy", coz it's not my name.\r\nhahahah... :-D\r\n\r\nsaya ga' suka baca, apalagi nulis.. sukanya makan mie ayam di warungnya Pak Kumis.\r\nTidak punya catatan kriminal, paling cuma beberapa surat tilang karena ga' sengaja nglanggar overboden.\r\n-Anda merasa foto saya kebalik? bukaan.. sebenarnya, andalah yg kebalik..-

Selanjutnya

Tutup

Nature

Membuat Current Meter Sendiri

27 Januari 2012   12:49 Diperbarui: 4 April 2017   16:46 4993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_166687" align="alignnone" width="300" caption="Foto dari : http://www.hydrobios.de/index.php?id=77&L=1"][/caption]

Current meter adalah suatu alat yang digunakan untuk megukur kecepatan aliran air. Jadi, ini bukanlah alat yang anda perlukan dalam kehidupan sehari-hari pemirsa.Alat ini digunakan dalam dunia pendidikan dan dalam dunia teknik sipil.Alat yang sangat penting untuk perencanaan struktur bangunan air.Dari kecepatan air kita ketahui debit, dari debit, kita bisa merancang dimensi saluran, dll.

Hmm.. Semenjak memproklamirkan diri sebagai direktur dan berkecimpung dalam dunia wirausaha, sebenarnya saat itu juga secara tersirat saya telah melakukan tindakan desersi terhadap dunia teknik sipil.

Namun demikian, saya masih cinta koq terhadap dunia teknik sipil. Saya masih menggunakan sebagian ilmunya. Cuma saya ada tidak sreg saja dengan birokrasi dan dunia teknik sipil di lapangan.

Sedikit cerita awal mula saya desersi ada di sini, dan sedikit cerita tentang dunia wirausaha ada di sini.

Kembali soal current meter. Tahu ndak pemirsa, alat dengan teknologi yang setara dengan spedometer ini, harganya lumayan mahal loh.. Yang biasa harganya sekitar 12 juta rupiah, yang mahal ada yang sampai 35 juta rupiah.

Kadang saya tak habis pikir, kenapa ya peralatan untuk pendidikan dan penelitian semacam alat-alat laboratorium seperti ini harganya selangit?

Apakah karena lisensinya? Karena hak ciptanya? Karena kualitasnya?

Konyol!

Bukankah seharusnya karena untuk pendidikan dan penelitian, alasan-alasan tersebut di atas bisa dicoret?

Well, hipotesa dangkal saya, sebenarnya ini soal bisnis pemirsa. Jadi, si produsen/distributor alat tahu bahwa yang membeli peralatan mereka itu adalah suatu "institusi" yang menggunakan sistem anggaran dalam pembelian. Kita tahu kan, sedikit-dikitnya anggaran institusi itu pasti tidak terasa sedikit dalam kaca mata perorangan, apalagi dalam kaca mata mahasiswa.

Koq jadi krasa dibodoh-bodohi yak?

Dibodoh-bodohi oleh suatu rantai sistem perdagangan aneh yang menyebabkan kita sulit untuk melakukan penelitian sendiri secara bebas dan mengembangkan setiap potensi yang kita miliki.

Ah, kembali lagi soal current meter saja yuk..

Current meter itu alat pengukur kecepatan fluida, dalam hal ini umumnya aliran air dengan menggunakan suatu kincir sebagai sensor, dan Layar LCD sebagai display.

Sederhana sekali bukan?

Hanya teknologi yang setara dengan spedometer motor.

Ya, memang sesederhana itu koq.

Saya mencoba membuatnya dengan merakit spedometer sepeda made in China, fan komputer bekas, paralon bekas, botol belas, dll.

Budgetnya hanya sekitar 100 ribu rupiah.

Lihat gambar rancangan saya :

13276678441813668124
13276678441813668124

13276680401005443711
13276680401005443711

Alat sudah jadi, bekerja dengan baik, setidaknya untuk taraf prototype.Tinggal dikasih tongkat ukur, dikalibrasi, dan dicari range pengukurannya.

Serunya, alat ini juga dilengkapi dengan jam, pengukur kecepatan rerata, pengukur kecepatan max dan min, dll. Bahkan saya yakin bisa membuat alat ini menjadi wireless atau tanpa kabel hanya dengan tambahan modal 200 ribu rupiah.

Sedikit pertanyaan penutup.

Apakah saya akan kembali?

"Well, Let's see what this love can do..."

-------------------------

*Di atas kasur, di depan laptop, di sela-sela merekap pembukuan.

Hujan turun semakin lebat. -CLP,Januari 2012-

Tengok juga iseng-iseng saya yang lain :

-  Membuat Burung Kertas Pembatas Buku dan Kraft2 Menarik Lainnya

- Membuat Sendiri Kolam Portable di Rumah

- Membuat Sendiri Saklar Lampu Remote Control

- Membuat Sendiri Alat Pengukur Ketinggian Permukaan Air

- Mengubah Sepeda Biasa Menjadi Sepeda Statis

- Membuat sendiri Shampo Sachet Case

- Membuat Sendiri Kaos Unik

- Membuat Sendiri Dispenser Sirup

- Desain Lemari yang Praktis

- Membuat Sendiri Jam untuk Motor

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun