Mohon tunggu...
Ardhika Nurhandi
Ardhika Nurhandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - 2010732029

Mahasiswa Universitas Andalas. Jurusan Sastra Inggris. Fakultas Ilmu Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Randai, Seni Tari Khas Minangkabau

30 Mei 2021   14:38 Diperbarui: 30 Mei 2021   14:39 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Minangkabau memiliki beberapa seni tari yang sangat dikenal di Indonesia, seperti Tari Piring yang khas dengan gerakannya yang ekstrim dalam menggunakan piring dan terkadang dilakukan di atas pecahan kaca piring, dan juga Randai, sebuah tarian yang menggabungkan beberapa seni seperti seni musik, seni tari, senj bela diri silat dan juga drama. Kali ini kita akan mengenal tentang Randai secara lebih menyeluruh.

Randai merupakan salah satu tarian khas di Ranah Minang. Tari Randai sendiri tidak memiliki tempat asal secara spesifik, oleh karena itu, Randai lebih dikenal sebagai salah satu tarian khas Sumatera Barat saja, tidak ada daerah spesifik dimana tari Randai berasal. Namun, ada beberapa stereotip tentang Tarian Randai, dimana stereotip tersebut menyebutkan bahwa, terdapat sebuah perguruan bela diri Silat yang menjaga dan melestarikan Tari Randai yang terdapat di daerah Pariaman, Sumatera Barat.

Tarian ini biasa dilakukan oleh para pemuda surau di Sumatera Barat, dimana mereka melakukan Tarian Randai menjelang mereka tidur. Pemuda-pemuda mempelajari Randai dari Pemuda Nagari atau bisa juga disebut dengan Pemuda Desa. Tetapi, saat ini Randai lebih dikenal sebagai seni pertunjukan yang biasanya dilakukan di pernikahan dan pesta daripada kegiatan yang biasanya dilakukan pemuda surau.

Tari Randai ini biasa dimainkan secara berkelompok dengan melingkar, dimana terdaoat seorang pembawa cerita di tengah-tengah lingkaran yang dibentuk oleh penari Randai, lalu diikuti dengan penari Randai yabg melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita yang biasanya dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Pertunjukan seni Tari Randai biasanya dilakukan di daerah yang luas dan terbuka, dimana tidak ada batasan antara penonton dengan penyaji yang secara tidak langsung menggambarkan bahwa masyarakat Minangkabau memandang semua golongan masyarakat secara sama rata, dan tidak membandingkan-bandingkan antar golongan.

Seni pertunjukan Randai berisikan pesan-pesan dan dakwah, dimana secara tidak langsung, tarian Randai mencontohkan pesan untuk selalu disiplin, bertanggung jawab, giat, dan tekun untuk berusaha semaksimal mungkin. Randai juga biasanya berisikan dakwah tentang Islam, hal tersebut bertujuan untuk memperkuat dan memperkokoh nilai spiritual masyarakat Minangkabau yang menghadiri seni pertunjukan Randai tersebut.

Sayangnya, pemuda-pemuda Minangkabau pada zaman sekarang rata-rata tidak mengenali apa itu Tari Randai, hal tersebut disebabkan oleh kemajuan teknologi, dimana pemuda-pemuda Minangkabau kebanyakan menanggap bahwa hal seperti Tari Randai sudah ketinggalan zaman, bahkan ada pemuda-pemuda Minangkabau yang sama sekali tidak ingin menyisihkan sedikit waktu mereka untuk melihat pentas seni Randai, mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka untuk nongkrong bersama teman-temannya, walau terkadang di tongkrongan tersebut, mereka hanya menghabiskan waktu mengobrolkan hal-hal yang tidak penting.

Oleh karena itu, sebagai pemuda Minangkabau, hendaknya kita mengenali adat dan seni yang terdapat disana. Jika kita terus melupakan dan enggan untuk mengenali adat dan seni yang ada di Minangkabau, maka ada beberapa konsekuensi yang harus dihadapi, seperti memudarnya budaya-budaya yang terdapat di Minangkabau, bahkan bisa menyebabkan budaya-budaya tersebut dilupakan.

Data yang tertulis diatas dikumpulkan dari beberapa sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun