Pemerintah tengah serius melakukan kajian terkait rencana menambah jam belajar di sekolah meskipun terjadi pro dan kontra terhadap rencana itu terus bermunculan. Ada beberapa permasalahan dan keuntungan ketika nantinya rencana menambah jam belajar di sekolah benar-benar direalisasikan.
Persoalan pertama adalah mengenai asupan pembelajaran yang dikhawatirkan banyak pihak akan menambah beban para peserta didik.
Persoalan kedua adalah Penambahan jam belajar tersebut akan mengakibatkan masalah untuk daerah-daerah yang memberlakukan sekolah dua giliran (sif), yakni sekolah pagi dan siang, misalnya DKI Jakarta. Seperti kita ketahui, di DKI Jakarta banyak SMP dua sif. Penambahan jam belajar akan menyebabkan siswa yang masuk siang akan pulang lebih malam.
Enam Hari Belajar
Kurikulum sebelumnya mengatur siswa SMP belajar mulai pukul 06.30 sampai pukul 12.30. Setelah itu, siswa SMP yang masuk siang belajar mulai pukul 13.00 sampai pukul 17.30. Penambahan empat jam pelajaran untuk siswa SMP tentu akan mengubah jadwal tersebut. Akibatnya, siswa giliran pagi akan pulang lebih siang. Siswa giliran siang baru dapat pulang lebih dari pukul 17.30.
Solusi bagi para siswa SMP agar tidak pulang malam, adalah penambahan gedung sekolah. Menurutnya, supaya siswa giliran siang tidak pulang kemalaman, jam belajar mereka harus dipindah ke pagi hari. Giliran siang harus ditiadakan.
Hal tersebut akan menyebabkan jumlah gedung sekolah untuk SMP kurang sehingga perlu ditambah. “Apabila gedung tidak ditambah, mau tidak mau siswa SMP di DKI harus masuk selama enam hari belajar. Namun, gedung butuh proses dan itu tidak mudah”
Sedangkan untuk keuntungannya, dengan ditambahnya jam belajar siswa, maka akan bertambah juga kesempatan guru untuk mengajar. Hal itu sejalan dengan situasi banyaknya guru yang kekurangan waktu mengajar. Padahal untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi, setiap guru diharuskan memiliki waktu mengajar minimal 24 jam dalam seminggu. Untuk itu ini sekaligus untuk mengatasi permasalahan guru yang kekurangan jam mengajar. Guru-guru bisa nyambi mengisi materi di kegiatan lain
Penambahan jam belajar di sekolah juga menjawab salah satu fenomena yang sedang marak terjadi, yaitu semakin banyak orang tua yang bekerja di luar rumah setiap hari. Untuk itu para anak tentunya akan lebih terkontrol dan tidak kemudian menjadi liar di luar jam sekolah karena taka da pengawasan orang tua saat mereka pulang lebih awal.
Penambahan jam belajar yang diterapkan sejalan dengan implementasi Kurikulum 2013 seyogianya tidak untuk membebani siswa. Penambahan jam belajar 4-6 jam per minggu ini jika dibagi rata adalah 35-45 menit per hari, dengan asumsi satu jam pelajaran adalah 45 menit, bukan 60 menit.
Secara substansi, Kurikulum 2013 sudah cukup baik, namun dalam pelaksanaannya, itu yang menjadi persoalan dan banyak sekali masalah.