Mohon tunggu...
Ardhi Islamudin
Ardhi Islamudin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ekonomi Akuntansi

Saya suka mempersuasi pemikiran masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Mindset Wirausaha Pelaku UMKM di Desa Cupak Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang

18 November 2022   12:56 Diperbarui: 18 November 2022   13:17 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil produk lokal dalam desa yang berhasil dan unik, menjadikan potensi besar bagi UMKM yang akan dipasarkan dan dijual belikan diluar melalui metode offline maupun online sesuai dengan era digital terkini. Salah satu program Matching Fund oleh Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya merupakan dampak positif bagi desa Cupak sebab akan membantu serta menuntun pengembangan UMKM dalam desa ini untuk berkembang lebih jauh dan menjadikan desa ini menjadi desa wisata yang dikenal oleh orang luar sehingga menjadikan nya desa ini wajib dikunjungi wisatawan jika berada di Jawa Timur.

Keaslian produk yang dihasilkan UMKM dalam desa sangat membantu desa ini untuk dikenal orang -- orang luar. Keaslian produk merupakan ciri khas produk yang dapat dijadikan icon saat berkunjung ke Desa Wisata Cupak. Berbagai hasil UMKM yang ada salah satu produk lokal kerajinan tangan yang mencolok yaitu anyaman pandan.

Ibu yuli merupakan salah satu warga desa yang menjalankan bisnis anyaman pandan lebih dari belasan tahun. Produk pertama kerajinan tangan yang berhasil dihasilkan yaitu tikar. Dimana Tikar Pandan ini dapat diterima dengan baik sehingga dapat terjual. Yang demikian saat ini berkembang menjadi tas, tempat tisu, pocket dan lainnya. Berkembangnya produk anyaman pandan ini berasal dari hasil sosialisasi program matching fund.

Kerajinan tangan anyaman pandan memiliki bahan baku yang mudah dicari karena berasal dari dalam desa itu sendiri. Dalam proses pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama. Mulai dari memotong daun pandan sama ukuran, dilanjut dengan merebus, menjemur dan juga mewarnai. Tak hanya waktu yang lama namun juga keahlian tangan, ketelitian dan kesabaran sangat diperlukan.

Kerajinan tangan anyaman pandan yang berawal dari belasan tahun lalu, kini dengan adanya program matching fund terlihat lebih maju dan berkembang. Mulanya produk yang dihasilkan yaitu tikar pandan, lalu berkembang menjadi tas. Tas yang dihasilkan tas tanpa warna yang kurang menarik. 

Kini dengan adanya program Matching Fund yang dilakukan oleh Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya bertambah hasil menjadi produk tas -- tas yang memiliki variasi bentuk dan macam ukuran, tempat tisu, pocket dan juga tambahan kreasi Lukis asli dari ibu -- ibu desa. 

Kreasi Lukis ini tujuannya agar tas lebih bewarna, menarik dan tidak bosan. Kreasi Lukis yang dihasilkan bisa sesuai dengan permintaan pembeli. Pilihan motif dan warna juga unik dan ragam pilihannya. Tak perlu khawatir sebab cat yang digunakan dalam melukis sudah sesuai dengan standar sehingga warna tidak mudah pudar dan luntur. Tahap selanjutnya yang telah berjalan yaitu semua produk -- produk ini telah dimasukkan dalam market place (online) sehingga jangkauan pasar lebih luas. Desa ini juga dalam tahap dikenalkan ke publik melalui media Instagram. Sehingga dapat menjadikan destinasi wisata para wisatawan jika ingin mengenal desa Cupak lebih dalam.

Tentunya produk yang akan dijual belikan tahun dari ketahun harus ada sebuah perkembangan, yang kreatif dan inovatif. Untuk menarik pelanggan bukan hanya harga yang dilihat melainkan hasil dari produk kerajinan tangan yang unik dan menarik. Kini kerajinan tangan anyaman pandan memiliki kreasi Lukis anak bangsa. Kreasi Lukis yang beragam dan dapat disesuaikan dengan permintaan pembeli akan menambah nilai positif. Keinginan pembeli terpenuhi dan jumlah pesanan akan bertambah. Warna yang cantik siap akan menemani hari -- hari indah pembeli.

Besar terima kasih kepada pihak Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang telah membantu program Matching Fund Kedaireka 2022 kepada Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Jombang, Serta warga desa yang dapat bekerja sama dengan visi misi yang sama. Terima kasih juga pada Professor, Dosen, dan Narasumber dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang telah membagikan ilmu, pengalaman, dan memecahkan solusi dari berbagai macam masalah yang ada, serta meluangkan waktu kepada warga di desa Cupak. Tidak lupa terima kasih juga kepada beberapa mahasiswa yang turut membantu untuk pengabdian masyarakat dan juga menyempatkan waktunya untuk membantu bapak/ibu dosen kepada bapak/ibu di dalam desa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun