Tidak semua sekolah membuat kegiatan pesantren kilat, sebagian sekolah menjalankan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Hanya saja mengurangi durasi jam pelajaran sebab siswa belajar dalam kondisi berpuasa. Tentu berbeda sekali keadaannya, kondisi pembelajaran di kelas ketika mereka berpuasa dengan hari-hari biasa diluar bulan puasa.
Ya, saya menemui perbedaan tersebut. Daya para siswa otomatis tidak seperti biasanya. Tidak terlalu energik. Maka guru hendaknyalah menyesuaikan model pembelajaran yang sesuai terhadap kondisi yang ada. Yaitu dengan tidak memperbanyak metode praktik kepada siswa, dan memasukkan nilai-nilai agama dalam materi pelajarannya.
Jadi, memberikan nasihat agama bukan hanya bisa dilakukan oleh guru agama saja. Semua guru dapat melakukannya. Karena esensi guru adalah melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Bulan ramadan adalah momen terbaik untuk memberikan dukungan dalam beribadah kepada siswa. Anda dapat ngobrol kepada siswa seputar dosa, kematian, atau berlomba dalam kebaikan. Apalagi amal kebaikan yang dilakukan pada bulan ramadan akan dilipatgandakan ganjarannya.
Di ruang guru, ada salah satu guru yang bercerita kepada saya. Beliau guru mata pelajaran bahasa Indonesia, "Kadang, saya sampaikan juga kepada mereka, Pak, tentang dosa jika melakukan ini dan itu" selanjutnya ia berseloroh "padahal saya juga bukan baik-baik amat, Pak" lalu kami tertawa ringan. Artinya bahwa tidak ada manusia yang sempurna, bahkan seorang guru sekalipun.
'Masya Allah' dalam hati saya, mengingatkan kebaikan bukan hanya tugas guru agama saja. Dalam beragama, menyampaikan kebaikan adalah kewajiban setiap pribadi muslim. Kita diajarkan untuk saling berlomba dalam kebaikan. Bukan, begitu?
Oleh karenanya, guru apapun Anda, berkontribusilah dalam bulan ramadan ini, khususnya kepada anak didik Anda. Agar pahala menebar kebaikan yang dilipatgandakan pada bulan ramadan juga dapat Anda peroleh.
Beribadah Bersama
Ucapan guru lebih didengar dan dipercaya oleh anak didik, ketimbang orang tuanya. Walau pernyataan tersebut bukan berarti mengeneralisir siswa. Tapi saya pernah mendengarnya. Pernyataan tersebut diucapkan oleh orang tua siswa, yang mana beliau juga seorang guru. Suatu malam ia mengajarkan kepada anaknya salah satu materi pelajaran.
Ia terhenyak saat anaknya mengatakan "Itu salah, Ayah. Kata guru saya begini dan begitu" padahal ayahnya adalah orang yang handal dalam bidang tersebut. Artinya bahwa tingkat kepercayaan terhadap guru itu lebih tinggi. Pantas bila dikatakan bahwa guru adalah sosok yang ditiru.
Nah, bulan ramadan ini hendaknyalah semua guru dapat menginspirasi siswa dalam beribadah. Cakupan ibadah itu sangat luas. Ibadah bukan hanya sekadar melaksanakan shalat saja. Misalkan guru mengajak siswanya untuk membersihkan kelas bersama-sama, karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Kelas yang bersih akan menciptakan lingkungan yang nyaman, khususnya untuk belajar.