Kali ini perjalanan kami ke dua tempat bersejarah yang ada di kota Tanjung Balai. Ya, replika rumah balai dan replika istana indra sakti atau istana asahan yang diresmikan tahun 2010 bersamaan dengan kantor wali kota Tanjung Balai. Butuh waktu sekitar lima belas menit menuju ke replika istana asahan dari pusat kota, menggunakan jasa becak motor dengan ongkos lima belas ribu rupiah.
Selanjutnya kami pergi ke rumah balai di ujung tanjung. Perjalanan menuju kesana sekitar tiga belas hingga lima belas menit dari pusat kota. Kita hanya perlu mengeluarkan ongkos lima belas ribu rupiah menggunakan jasa becak motor. Teletak di jalan asahan, kelurahan indra sakti. Rumah balai yang asli sudah tidak ada lagi.
Rumah balai  inilah yang menjadi embrio-nya kota Tanjung Balai. Konon, Sultan Iskandar Muda melakukan perjalanan ke Johor dan Malaka tahun 1612. Dalam perjalanan itu, rombongan mereka beristirahat di kawasan hulu sungai yang dinamakan asahan. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah tanjung yang merupakan pertemuan antara sungai asahan dengan sungai silau.
Lalu Sultan Iskandar Muda bertemu dengan raja setempat, Raja Simargolang, dan memerintahkan untuk membuka perkampungan. Ditempat inilah Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai "balai" untuk pertemuan, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan.
Perkembangan kampung ini cukup pesat sebagai pertemuan perdaganan dari Aceh dan Malaka. Dan sekarang ini dikenal dengan nama Tanjung Balai, yang berarti balai di tanjung.
Memandang ke sampingnya, kita melihat banyak armada kapal yang berlabuh. Diluar pagar, terdapat warung-warung kecil berjajar dengan kursi malas dari plastik untuk warga bersantai dan membeli makanan disitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H