Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yang "Hits" di Awal Tahun

30 Desember 2017   08:10 Diperbarui: 30 Desember 2017   09:26 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
astrozonereviews.com/

Akhir tahun 2017 dan menjelang awal tahun 2018 sering terdengar kata "resolusi" di tahun 2018. Apa sebenarnya makna resolusi tersebut? Mengapa banyak orang nyaman menggunakan kata itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal: rapat akhirnya mengeluarkan suatu yang akan diajukan kepada pemerintah.

Sederhananya adalah sebuah keputusan rapat. Namun mengapa kebanyakan orang menggunakannya untuk keputusan yang bersifat pribadi? Kemudian sebagian kelompok masyarakat mengaplikasikannya dengan pergi ke peramal untuk menemukan resolusi yang baik di tahun depan. Ya, mungkin keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah antara ia dan tukang ramal. 

Peramalpun mulai kebanjiran jobdiawal tahun.Mengeluarkan wacana pada tahun 2018 akan terjadi begini dan begitu, bahkan pernah di tahun-tahun sebelumnya ada yang meramalkan kiamat akan datang. Namun nyatanya apa? Kebohongan besar. Tukang ramal menjadi hitz di awal tahun. Paradigma seperti ini harus dipangkas sejak dini agar tidak terjadi kemerosotan mental generasi yang akan datang.

Berikut beberapa bahaya mempercayai tukang ramal.

1. Menjadi orang yang tidak percaya diri. Ingat bahwa memiliki rasa percaya diri itu sangat penting untuk penyemangat hidup. Misalnya saja dikatakan oleh peramal itu bahwa di tahun 2018 nanti keuangan anda akan payah, maka otomatis anda akan berpikir bahwa sekeras apapun anda bekerja di tahun ini tidak akan mendapat banyak rejeki. Sudah jelas ini akan menurunkan kinerja anda dalam bekerja. Jikapun dikatakakan peramal bahwa di tahun ini akan banyak hoki, anda mungkin akan berpikir untuk tidak  usah bekerja terlalu keras karena anda yakin di tahun ini punya banyak hoki. Lantas apa yang akan anda lakukan jika apa yang dikatakan peramal itu salah? Bisakah menuntutnya? Kesalahan pada anda. Kenapa mau mempercayainya.

2. Diliputi kecemasan dan keraguan. Jika dikatakan peramal bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk pada anda, tentu anda selalu merasa waspada kemana-mana. Hidup dalam kecemasan bukanlah suatu pilihan. Rasa cemas akan menghantui setiap saat karena anda yakin bahwa hal buruk itu akan terjadi pada anda. Jikapun peramal itu mengatakan akan terjadi hal yang baik pada anda di tahun depan, apakah anda terus-terusan menunggu hingga itu terjadi? Bagaimana jika itu tidak terjadi? Berharap sesuatu yang tidak jelas.

3. Hati-hati dengan keimanan anda. Agama apapun anda, tentu mengajarkan bahwa Tuhan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Nah, jika anda lebih percaya tukang ramal daripada Tuhan, itu sama saja anda tidak bertuhan. Lantas untuk apa melakukan ibadah? Bukankah itu menyia-nyiakan diri saja.

 Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun