Mohon tunggu...
Ardhia Ayu Putri
Ardhia Ayu Putri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

LUAR BIASA!! Tanpa Kedua Kaki Bukan Hambatan Gapai Pendidikan

14 Oktober 2023   19:00 Diperbarui: 16 Oktober 2023   08:01 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sherly siswi SMP di Cianjur yang menolak untuk menyerah meski kondisi fisik tak sempurna (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar)

Sebuah inspirasi bagi para anak-anak, remaja hingga dewasa lainnya untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.

Mempunyai motivasi minat belajar yang tinggi dalam diri Sherly Agustina Pramesti seorang siswi SMP Negeri 2 kelas 7 di Cianjur, Provinsi Jawa Barat. 

Meskipun kehilangan kedua kakinya akibat kecelakaan sepeda motor yang dialami saat masih bayi, tepatnya sejak berusia 40 hari. 

Bukan menjadi alasan penghalang baginya untuk menghentikan dalam menjalani aktivitas pendidikan. Demi mewujudkan impian cita-citanya. Keterbatasan keadaan secara fisik tidak mematahkan semangat bahkan keceriaannya untuk menempuh ilmu setinggi-tingginya.

"Pahlawan adalah individu biasa yang menemukan kekuatan untuk bertahan, meski ada banyak rintangan" -Christopher Reeve

"Tidak mau diperlakukan istimewa, karena ingin membuktikan bahwa Sherly sama dengan yang lainnya. Sherly mampu untuk mengikuti semua kegiatan yang sama dengan siswa lainnya," ujar dia. 

Teman sekolah maupun gurunya turut memberikan support terhadap Sherly, tidak adanya hinaan yang diterima sehingga membuat dirinya semakin meningkatkan minat belajarnya.

Sherly saat mengikuti kegiatan belajar mengajar (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar) 
Sherly saat mengikuti kegiatan belajar mengajar (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar) 
Siswa berusia 12 tahun ini, terbilang cukup aktif dalam pembelajaran di kelas dan dipercayai oleh gurunya seperti membantu membagikan lembar tugas siswa dengan berkeliling di meja temannya.

Setiap pagi dia berangkat diantar kakeknya hingga sampai di sekolah tepat waktu, sedangkan dia berjalan kembali pulang ke rumahnya bersama teman sekelasnya yang jaraknya sekitar 500 meter. 

Dalam beraktivitas, dia tidak menggunakan alat bantu apapun, tetapi hanya memakai celana khusus untuk menopang bagian pangkal atau ujung lututnya yang luka agar tidak mengalami gesekan, serta bebas saat bergerak. Terbuat dari bagian bawah sandal jepit yang dijahit oleh nenek tersayangnya.


Dahulu sherly sering memperoleh ejekan dari teman-temannya, akan tetapi dia berusaha untuk berdamai dengan menerima segala kelemahan maupun kelebihan yang ada pada dirinya. 

Justru melalui situasi yang sedang dihadapinya membuat diri Sherly merasa tertantang dan tidak membatasi dirinya untuk terus melakukan hal-hal yang belum dilakukan sebelumnya. 

Semangat membara sherly menumbuhkan rasa kepedulian dan mempengaruhi anak lainnya untuk berambisi mengejar mimpinya melalui jenjang pendidikan setinggi-tingginya. 

Disamping itu, sherly berkeinginan untuk menjadi guru ngaji supaya ilmu yang diterima sebagai pahala jariyah dan atlet Paralimpic untuk meneruskan hobi berenangnya saat dewasa kelak.

"Betapapun sulitnya kehidupan, selalu ada sesuatu yang dapat Anda lakukan dan berhasil"-Stephen Hawking

Hal ini membuat diri kita semakin sadar bahwa masih banyak orang lain diluar sana mempunyai kekurangan atau keterbatasan fisik yang tidak membuatnya mudah runtuh dalam menghadapi berbagai realita kehidupan yang muncul. 

Setiap diri seorang anak wajib untuk mendapatkan pemenuhan haknya secara setara dalam mengenyam pendidikan hingga ke jenjang selanjutnya tanpa adanya diskriminasi.

Tidak meragukan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan diri mereka (anak difabel) yang sebenarnya berpotensi besar untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Membekali kompetensi yang relevan untuk memperoleh karir yang baik.

Di sisi lain, untuk menumbuhkan efikasi diri (kepercayaan diri) terhadap kemampuan yang dimiliki bahwa inidividu bisa menentukkan rencana, melaksanakan tugas hingga memahami tujuan yang akan dicapai pada diri anak disabilitas yakni dengan memberikan ruang penerimaan, privasi, kesempatan belajar  yang sama dengan menyesuaikan potensi diri yang dimiliki, maka akan mengarahkan para penyandang disabilitas untuk mampu mengatasi dan mengahadapi situasi yang menghambat demi ketercapaian perkembangan pribadi individu secara optimal. 

Diharapkan, dengan demikian anak disabilitas mampu menjalankan kehidupan kesehariannya secara mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun