Pagi yang cerah di jogja, semoga memberi inspirasi bagi ku untuk melanjutkan menulis bab demi bab paper 10 SKS ini. Berhari-hari berkutat dengan buku-buku tentang enzim, saya menemukan sebuah analogi yang mirip tentang mekanisme bertemunya substrat dengan enzim dan mekanisme bertemunya belahan jiwa kita. Analogi ini dulu mungkin pernah saya bayangkan untuk mengingat-ingat saat ujian, tetapi sekarang saya ingin menuliskan nya. Mendengar kata "jodoh", otomatis pikiran kita akan melayang, memikirkan siapa orang yang kita sayangi itu, siapa yang bisa mengerti dan memahami kita, siapa yang bisa menerima kita, sesuaikah dia untuk kita. Jika boleh dianalalogikan kita ini substrat dan si "dia" adalah enzim, maka yang dikatakan berjodoh layak nya enzim dengan substrat adalah yang benar-benar sesuai dan pas pada akhirnya sehingga terjadilah reaksi kimia (berdasarkan enzimologi lho). Jika enzim dikatakan hanya mengenali substrat yang sangat spesifik, sesuai dengan sisi aktif nya maka mungkin demikian hal nya kita. Dalam hidup ini kita akan juga memilih seseorang yang kira-kira pas di hati, orang yang sangat spesifik orang yang tentu nya spesial. Karena Tuhan sebenarnya telah menuliskan jodoh kita, itulah kespesifikan jodoh,,^_^ (makin agak kacau). Dalam enzimologi, ada dua teori atau paham tentang mekanisme enzim dan substrat bertemu. Yang pertama adalah "lock and key" dan yang kedua adalah "induce and fit",kalau ada yang lain mungkin saya perlu dikoreksi hehehe. Analogi yang pertama, "lock and key" menyatakan enzim dan substrat itu layaknya sebuah gembok dan kunci nya. Benar-benar cocok dan gak bakal tertukar. Sisi substrat sangat pas dengan sisi aktif sebuah enzim, beda sedikit, si enzim tidak mengenali substrat. Ini adalah cara menilai jodoh saat saya masih berumur belum genap 20 tahun. Saya harus menemukan orang yang mengeri saya, orang yang cocok dengan saya dan saya cocok dengan dia, tanpa ada alasan macam-macam. Seoalah ini sebuah takdir, jodoh itu memiliki sifat-sifat yang juga pas dengan sifat-sifat saya, ada saling melengkapi tanpa membutuhkan usaha untuk mengerti, karena kecocokan karakter itu sudah ada sejak awal. Dan ini hampir-hampir mustahil ditemukan,,bukan begitu?? Mungkin 1 pasang dari 100 pasang. Di usia yang sekarang ini, mungkin mekanisme yang kedua ini yang lebih menggambarkan bagaimana kita bertemu jodoh. Teori "induce and fit" mengungkapkan bahwa enzim dan substrat tidak serigid di teori pertama, enzim bisa mengenali substrat meski konfigurasi nya tidak terlalu pas. Dalam hal ini keduanya akan melakukan penyesuaian sendiri sehingga substrat dapat terikat pada sisi pengikatan enzim tersebut (kira-kira begitu). Nah itu lah cinta mungkin. karena pasangan kita mungkin memiliki sifat-sifat yang harus kita mengerti dan kita pun memiliki sifat yang harus dimengerti juga sehingga masing-masing dari kita melakukan sebuah perubahan untuk menyesuaikan diri dengan pasangan kita nantinya. Mungkin analogi ini yang saya rasa lebih tepat untuk bertemu jodoh, karena susah sekali bertemu dengan seseorang yang karakternya sangat pas. Meski ada sebuah usaha untuk menyesuaikan diri, perlu usaha mengubah karakter-karakter atau pun pola pikir kita, menata hati dan menyiapkan hati untuk sebuah pengertian. Reaksi itu akan tercipta bila kedua nya berproses untuk saling mengerti. Mari melanjutkan garap bab-bab berikutnya untuk 10 SKS ku [caption id="" align="alignright" width="180" caption="struktur 3D enzim"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H