Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Agar Kepribadian Anak Berkarakter Positif

28 Mei 2016   22:17 Diperbarui: 28 Mei 2016   22:55 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karakter Anak - www.katalogibu.com

Semua orang sepakat, kalau mendidik anak sejak dini itu penting. Setiap orang juga mempunyai kepribadian sejak lahir. Jenisnya pun beraneka ragam. Secara teori, kepribadian seseorang itu ada 4 macam.  Pribadi yang suka kemandirian, suka hal yang praktis, suka bekerjasama dan menghindari konflik dan suka hal yang detil. Beberapa macam kepribadian ini, bisa berkembang ke arah yang baik atau buruk. Semuanya tergantung dari pribadi masing-masing. Karena itulah, setiap orang tua harus menyadari kepribadian masing-masing anaknya.

Setiap kepribadian itu anugerah dari Tuhan. Setiap kepribadian juga mempunyai kelemahan dan kelebihan. Nah..untuk mengatasi kelemahan itulah, perlunya karakter. Terkadang kita melakukan sebuah kebiasaan untuk mendapatkan solusi baru. Ada seseorang yang tetap tenang dalam menghadapi masalah, tapi ada juga yang berapi-api dan cenderung arogan. Ada yang selalu serius dan ada juga yang santai. Karena itulah, perlunya pendidikan karakter sejak dini. Pendidikan ini penting agar bisa menjadi bekal anak-anak kita kedepan.

Pendidikan apa yang bisa menjadi bekal? Pemahaman mengenai kejujuran, kepedulian serta nilai hidup yang lain, perlu ditanamkan dari kecil. Ingat, karakter tidak bisa dibeli atau diwariskan. Karakter harus dibangun dan dikembangkan. Karena itu pula, membangun karakter seseorang tidak bisa dilakukan secara instan. Perlu proses panjang. Sekali lagi, pendidikan karakter sejak dini merupakan fondasi bagi si anak, yang akan digunakan menuju remaja hingga dewasa.

Jika melihat kehidupan para santri di pesantren, dari kecil sudah diajarkan menjaga kebersiah, mengaji, saling menolong, ketika remaja akan menjadi pribadi yang religus dan penolong. Tapi jika dari kecil sudah diajarkan kekerasan, seperti yang dilakukan oleh kelompok ISIS terhadap anak-anaknya, tentu hasilnya akan berbeda dengan yang belajar di pesantren. Anak-anak ISIS kehilangan keindahan masa kecilnya. Dari kecil mereka sudah diajarkan memegang senjata, mereka diajarkan menjadi tentara perang, hingga diajarkan mengeksekusi orang. Sungguh sangat ironis. Orang tua yang harusnya bisa mengarahkan anak ke hal yang positif, justru diarahkan ke hal yang negatif.

Menjadi ISIS memang pilihan. Tapi ketika hasilnya hanya menyebabkan banyak orang tidak berdosa meninggal, apakah itu patut dijadikan pilihan? Kalau alasannya itu bagian dari jihad, bukankah berjihad untuk menuntut ilmu, agar bisa bermanfaat bagi masyarakat, itu lebih baik? Bukankah bermain untuk merangsang kreatifitas anak itu lebih baik dari pada belajar senjata? Silahkan mencari informasi sebanyak mungkin tentang ISIS, apakah Anda menemukan sisi positifnya? Jika tidak, maka jangan dorong diri Anda dan keluarga Anda ke pilihan yang salah.

Ingat, berkarakter positif atau negatif itu pilihan. Terkadang, ketika sudah remaja, mereka yang berkarakter buruk cenderung menyalahkan keadaan. Karena pendidikan orang tua yang salah, atau karena kondisi ekonomi yang terjepit yang membuat mereka jadi preman, atau dengan alasan berjihad seperti yang dilakukan oleh kelompok radikal keagamaan. Banyak diantara kita, terkadang tidak bisa mengontrol emosi, atau marah yang berujung pada tindak kekerasan. Kalau sudah terjadi, baru muncul penyesalan. Terkadang bagi bagi sebagian orang justru tidak ada rasa penyesalan sama sekali.

Sadarlah, bahwa anak-anak kita, bisa berpotensi mempunyai karakter yang positif. Karena itu, bantu mereka untuk mewujudkan. Jika bisa mengembangkan karakter yang positif, anak-anak kita akan mempunyai nilai tambah untuk menjadi pribadi yang berkarakter. Pribadi yang religius, toleran, dan tetap saling menolong. Pilihan ada di kita sendiri. Mau menjadikan diri kita, anak-anak dan keluarga kita, mempunyai karakter positif atau negatif. Karena mengembangkan karakter merupakan tanggung jawab masih-masing individu.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun