Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mudik, Menjaga Semangat Kebersamaan dan Persaudaraan

12 Juni 2018   08:55 Diperbarui: 12 Juni 2018   10:08 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik - www.goodnewsfromindonesia.id

Sebentar lagi, bulan Ramadan akan selesai. Jutaan umat muslim menyongsong hadirnya hari raya idul fitri. Sebuah hari yang dimaknai sebagai hari kemenangan, setelah berpuasa selama satu bulan penuh. di Indonesia, perayaan hari raya idul fitri seringkali dirayakan di kampung halaman. Berkumpul dengan keluarga. Saling bersilaturahmi dan meminta maaf.

Karena kebanyakan masyarakat Indonesia meninggalkan kampung halaman dan bekerja di kota, maka terjadilah tradisi yang disebut mudik ketika menjelang lebaran. Mudik alias pulang kampung ini selalu terjadi setiap tahunnya. Jutaan manusia pulang ke kampung halaman, dengan menggunakan moda transportasi apapun.

Dalam proses pulang ke kampung halaman ini, terlihat semangat kebersamaan masing-masing keluarga. Suami sibuk menyiapkan kendaraan untuk pulang, istri sibuk menyiapkan makanan dan oleh-oleh, anak sibuk dengan pakaian yang akan dibawa, dan segala macamnya. Kebersamaan itulah yang terlihat sampai di kampung halaman. Dan hal ini tidak hanya dilakukan oleh satu keluarga. Tapi dilakukan oleh sepuluh keluarga, ratusan keluarga, bahkan hingga jutaan keluarga muslim di Indonesia.

Dalam ruang lingkup yang lebih luas, kebersamaan ini juga terlihat. Untuk menyiapkan kelancaran mudik, tidak hanya aparat kepolisian saja yang sibuk. Tapi juga kementerian perhubungan, jasa raharja, , para pekerja jalanan yang ngebut pembangunan jalan, hingga para pedagang kaki lima. Semuanya saling mengisi agar mudik yang terjadi satu tahun sekali ini berjalan lancar dan aman.

Ketika arus mudik berjalan lancer, arus baliknya pun diharapkan juga berjalan lancar, aman dan nyaman. Dari sisi kemajuan teknologi, juga turut memberikan kontribusi positif untuk melancarkan tradisi mudik ini.

Semangat untuk mempertahankan kebersamaan ini, patut dipertahankan. Semua orang saling bahu membahu, agar mudik bisa berjalan lancar. Sesampainya di kampung halaman, suasana kebersamaan ini juga semakin terasa. Dalam pepatah Jawa disebutkan, mangan orang mangan asal kumpul yang berarti makan atau tidak, asalkan bisa berkumpul.

Artinya, mudik tak hanya sebatas pulang kampung. Namun, mudik juga merupakan bagian dari semangat menjaga kebersamaan dan persaudaraan. Solidaritas antar sesama begitu kuat terasa dalam segala hal.

Jika kita tarik dalam lingkup kenegaraan, semangat solidaritas dan persaudaraan ini merupakan bentuk menjaga persatuan dan kesatuan. Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam karakter suku dan budaya. Jika keberagaman itu mampu berdampingan satu dengan yang lainnya, akan semakin membuat Indonesia menjadi negeri yang kaya.

Keberagaman itu juga akan membuat semakin kuat, jika semuanya saling berdampingan tanpa harus bermusuhan. Dan ketika mudik, semuanya bisa saling berdampingan meski para pemudik ini berasal dari berbagai daerah. Ketika pulang mereka bisa saling berdampingan. Dan yang non muslim, juga turut menghormati, bahkan ikut membantu suksesnya perayaan hari raya idul fitri. Inilah yang kemudian kita sebut toleransi antar umat beragama. Menjaga kebersamaan artinya menjaga keberagaman. Menjaga keberagaman berarti menjaga Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun