Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Bola

Imbas Pembekuan PSSI : Dari Masuk Tentara Sampai Dagang Jilbab

23 Juni 2015   11:10 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:39 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) membekukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) para pemain sepakbola pun harus mencari pemasukan lain untuk menyambung hidup dirinya dan keluarganya. Pembekuan itu diikuti dengan sanksi FIFA terhadap PSSI.

Bagi yang belum berkeluarga, mungkin tanggungjawabnya hanya pada dirinya. Tapi bagi yang sudah berkeluarga, tentu ini sangat berat karena banyak hal harus diselesaikan oleh para pemain ini.

Setidaknya ada dua orang di tim Nasional yang mencoba keberuntungan menjadi tentara setelah mendapat tawaran dari pihak militer. Dia adalah Manahati Lestussen dan Adam Alis Setyano. Menurut rencana mereka akan bergabung sekitar bulan Agustus. Untuk masuk ke kesatuan Angkatan Darat (AD) mereka akan menjalani serangkaian ujian sebelum masuk ke kesatuan.
Manahati dan Adam memberi alasan bahwa menjadi militer akan lebih menjamin masa depannya dibanding melakoni dunia sepak bola. Terlebih saat ini kondisi sepakbola Indonesia kurang kondusif.

Bagi pemain yang sudah berkeluarga, mensiasati masa sulit sepak bola ini dengan bermacam cara. Mulai dari menerima tawaran main Tarkam (pertandingan antar kampung) sampai berdangang.

Ismed Sofyan misalnya. Ketika kompetisi vakum seperti sekarang, Ismed membantu sang istri berdagang anek jilbab dan pakaian muslim. Istrinya memang sudah lama menggeluti bisnis textil.

Bek sayap berusia 36 tahun itu bukannya tidak mendapat tawaran tampil di laga tarkam. Namun, waktu yang ditawarkan seringkali tidak cocok dan lokasinya pun terbilang jauh dari Jakarta. Pemain yang bergabung di Persija sejak 2002 itu acap kali menolak tawaran main tarkam di Jakarta. Ia mengaku lebih memilih menambah penghasilan lewat pengembangan bisnis sang istri.

Ketidakjelasan kompetisi ISL tidak membuat Ismed patah arang melanjutkan kariernya sebagai pesepak bola profesional. Ia masih ingin melanjutkan profesi ini sampai benar-benar tidak dibutuhkan Persija atau klub lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun