Mohon tunggu...
Ardhani Reswari
Ardhani Reswari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

just smile!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kembalinya Sang Batousai

7 Maret 2013   08:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:11 2211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Movie: Rurouni Kenshin Director: Keishi Ohtomo Writer: Watsuki Nobuhiro (manga), Kiyomi Fujii, Keishi Ohtomo Producer: Takero Hisamatsu, Tatsuro Hatanaka, Masahiko Ibaraki, Hiroaki Kitano, Osamu Kubota, Hiroyoshi Koiwai Cinematographer: Takuro Ishizaka Release Date: August 25, 2012 Runtime: 134 min. Genre: Action / Based on a Comic / Period-19th Century / Samurai Distributor: Warner Bros Language: Japanese Country: Japan

Sama dengan komiknya, Samurai X, film ini menceritakan kisah seorang Batousai Si Pembantai atau julukannya adalah Hitokiri Batousai. Setting waktunya adalah pada zaman Resolusi Meiji di Jepang. Nama sang Batousai ini adalah Himura Kenshin. Kenshin yang secara bahasa artinya adalah Hati Pedang.

Kenshin sudah menjadi pembantai sejak usianya 14 hingga 19 tahun, setelah itu ia bersumpah untuk tidak membunuh lagi. Tidak begitu diceritakan dalam film ini apa alasan utamanya untuk berhenti membunuh dan saya tidak akan menceritakannya di sini. Kembalinya Kenshin ditemani dengan pedang Sakabatou (katana dengan mata pedang terbalik). Pedang itu membantunya untuk melindungi diri meski tidak sampai membunuh.

Selama sepuluh tahun ia menghilang, dan akhirnya kembali dengan banyak selebaran yang ditempel bahwa Batousai sedang menjadi bahan pembicaraan. Saat itu ada seseorang yang memakai nama Batousai untuk membunuh para korbannya. Di setiap korban pembunuhan selalu terdapat tanda kertas dengan warna merah darah berbentuk telapak tangan. Itu cara Batousai untuk meninggalkan jejak setelah membunuh.

Hajime Saito, seorang kapten regu 3 Shinsen (pasukan/korps kepolisian negara) mengetahui bahwa pembunuhan itu dilakukan oleh Batousai palsu. Ia menemukan keganjilan pada tanda-tanda pembunuhan di tubuh korban jika memang dilakukan oleh Batousai yang asli.

Setelah melihat selebaran itu, Kenshin bertemu dengan Kaoru, Kamiya Kaoru. Seorang gadis penerus Dojo (perguruan bela diri) yang hampir punah dengan gaya pedang Kamiya Kasshin Ryu. Kalau di komiknya, Kaoru inilah yang kelak akan menjadi kekasih Kenshin. Setelah itu Kenshin juga akan terhubung dengan Sagara Sanosuke, mantan anggota Angkatan Darat Sekiho yang hidupnya jadi tak tentu setelah terjadinya perang besar Boshin dan masuknya era baru Meiji.

Tak ketinggalan juga Takani Megumi, satu-satunya dokter pintar yang masih hidup dari keturunan keluarganya. Pada film ini demi bertahan hidup, Megumi bekerja untuk Takeda Kannryu, seorang pedagang kaya sekaligus bandar opium yang akan menjadi musuh Kenshin nantinya.

Dari pertemuan Kenshin dengan teman-teman barunya itu, ia memulai hidupnya yang baru untuk tidak membunuh lagi. Walau ia sering ditantang untuk mengeluarkan ilmu pedang Hiten Mitsurugi Ryu miliknya yang akan mengakibatkan kematian bagi para penantangnya.

Udou Jin, seorang samurai yang memakai nama Batousai untuk membunuh ini, akhirnya secara tidak sengaja bertemu dengan Kenshin. Dengan melihat tanda silang di pipi kiri Kenshin, Udou Jin segera tahu, bahwa Kenshin adalah sang Batousai yang telah lama menghilang. Ia ingin segera menjajal keahlian pedang Hiten Mitsurugi Ryu milik Kenshin yang terkenal legendaris itu.

Pada era Bakumatsu atau tahun terakhir keshogunan Tokugawa, Kenshin terkenal dengan julukan Batousai, yang artinya pembantai terhebat di Jepang pada masa itu. Karena itulah, Udou Jin yang juga pembantai, akhirnya merasa hidupnya jadi berarti setelah bertemu dengan Kenshin. Prinsip hidupnya sebagai samurai hanya dua, jika tidak dibunuh, maka ia akan membunuh. Duel dengan sang Batosai tentu akan menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Udou Jin untuk mengetahui sejauh mana kehebatan ilmu pedang Batousai itu.

Perkelahian pertama Kenshin dalam film ini dimulai ketika Kenshin berusaha menolong Kaouru yang Dojo-nya diserang oleh segerombolan preman. Selanjutnya akan lebih seru kalau menonton sendiri. Kalau terlalu banyak spoiler tidak akan seru menonton lagi bukan?

Film Rourouni Kenshin ini bisa menjadi obat rindu bagi para penikmat manga Samurai X untuk bisa melihat karakter mereka versi manusia. Apalagi film ini bekerja sama dengan Warner Bros. Tentu visual effect nya akan sangat memanjakan mata. Yang dinantikan apalagi selain adegan pertaruangan duel satu lawan satu antara samurai.

Hanya saja film ini tak dapat memuaskan dahaga para penikmat manga. Bagaimana tidak, ratusan episode sudah pasti tidak akan bisa dituangkan dalam sebuah film yang berdurasi 134 menit. Beberapa keterangan yang saya buat di atas lebih banyak tidak dijelaskan dalam film ini. Mungkin juga ada beberapa keterangan karakter, tokoh, atau alur yang berbeda, karena berbeda versi juga dalam cerita manga.

Dari segi karakter, Sato Takeru sangat pas memainkan perannya sebagai Himura Kenshin. Mulai dari mimik muka, aktingnya berkelahi, juga sifatnya yang pemimpin tapi tidak menggurui. Kalau menurut teman saya, yang tidak pas itu adalah pemeran dari Kaouru, mungkin di versi manga aslinya dia lebih cerewet. Juga beberapa kekurangan pada karakter lain atau alur cerita di film ini.

Di antara banyak scene, saya menyukai adegan ketika Kenshin dan Sanosuke akan pergi ke markas Kannryu untuk menolong temannya. Saat itu Yahiko, satu-satunya murid Kaouru ingin ikut, tapi dengan tenang Kenshin memberikan penjelasan dengan penuh kewibawaan. Ditatapnya mata Yahiko dengan tajam dan tegas. Lalu ia berkata “Kau akan tinggal di Dojo. Lindungi Dojo bersama Kaouru-dono.” Yahiko pun mengangguk mantap penuh keseriusan. Segera terkembang senyum di bibir saya. Cara yang tepat untuk membuat seorang anak kecil mengerti tanpa menyinggung perasaannya atau bahkan meremehkan keahliannya.

Film ini layak ditonton untuk usia remaja hingga dewasa. Karena adegan perkelahian dan darah di mana-mana sepertinya tidak cocok untuk ditonton anak-anak. Apalagi dengan kebengisan samurai dalam membunuh tanpa rasa iba sedikit pun. Semoga tulisan ini bermanfaat dan selamat menonton! [Ardhani Reswari]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun