Mohon tunggu...
Andi Ramadhan
Andi Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis lepas di Kompasiana

Datang berlindung waktu susah dan senang. Tumpang berlindung waktu susah dan senang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kondom

28 Desember 2009   13:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:44 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya sungguh heran membaca berbagai komentar teman-teman yang mengomentari foto yang Saya unggah di Facebook ketika sedang memegang bungkus kondom. Berbagai macam komentar dilontarkan, dari yang berdecak (gak jelas apa maksudnya), mengatakan bahwa Saya kurang kerjaan, hingga sampai-sampai ada yang mau mengadukannya kepada orangtua Saya. Hahahaha... ada-ada saja. Padahal dalam komentar dibawahnya Saya memberikan pesan moral begini: Pesan hari aids sedunia: "Kenakan kondom sebelum berhubungan, nikahlah lebih dahulu. Titik." Agaknya berbagai topik maupun objek gambar berkaitan dengan seks masih tetap menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan, apalagi menampilkannya didepan publik. Wikipedia Indonesia mendefinisikan tabu sebagai tindakan atau suatu pelarangan sosial yang kuat terhadap kata, benda, tindakan, atau orang yang dianggap tidak diinginkan oleh suatu kelompok, budaya, atau masyarakat.[1] Tapi tidakkah mereka membaca pesan yang Saya letakkan dibawahnya? Membaca dan melihat ternyata masih sulit dilakukan, walau keduanya terdapat pada satu tempat atau lokasi yang sama. Orang melihat sesuatu tetapi belum tentu membacanya. Dengan melihat seseorang menjadi tau, tetapi belum tentu mengerti, dan apalagi memahami apa yang dilihatnya. Aktivitas membaca ternyata tidak sebagaimana halnya melihat, di sana ada upaya untuk tau, mengerti, dan bahkan memahaminya.[2] Saya yakin sekali, hal utama yang mereka (teman-teman Saya itu) lihat pada gambar yang ada didepannya bukanlah Saya, melainkan apa yang Saya pegang: bungkus kondom. Banyak yang berkomentar, namun sesungguhnya yang mereka komentarkan bukanlah pesan yang Saya sampaikan dibawahnya melainkan sekali lagi, adalah apa yang Saya pegang: bungkus kondom. Agaknya kondom masih menjadi sesuatu yang tabu untuk ditampilkan dimuka publik. Mungkin karena itu pula yang menyebabkan tingginya angka kelahiran bayi diluar nikah, ataupun penyakit menular seksual. Banyak calon pembeli yang mungkin malu ketika ingin membeli kondom, karena mengira itu tabu. Tapi yang pasti, kondom dibuat dan dijual bukan untuk melegalkan adanya seks bebas, ia lebih diutamakan untuk mencegah kehamilan bagi pasangan yang belum berkeinginan memiliki anak dan juga untuk menjaga kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun