Mohon tunggu...
Andi Ramadhan
Andi Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis lepas di Kompasiana

Datang berlindung waktu susah dan senang. Tumpang berlindung waktu susah dan senang.

Selanjutnya

Tutup

Film

Reclaim (2014): Latar Belakang Dibuatnya Film Ini

13 Oktober 2023   07:45 Diperbarui: 13 Oktober 2023   07:55 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Reclaim (2014). Sumber: Tribunnews.com

Film Reclaim yang dirilis pada tahun 2014 telah menjadi salah satu pencarian terbanyak di Google Trends hari ini. 

Berakar kuat dari tema penculikan, adopsi, dan ketidakjujuran, Reclaim menyoroti sejumlah isu global yang seringkali terabaikan di dunia nyata. 

Dalam membahas latar belakang pembuatan film ini, kita harus menyelami konteks sosial, budaya, dan faktor-faktor produksi yang mendorong penciptaannya.

Salah satu tujuan utama dari pembuatan film Reclaim adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya dan kenyataan penculikan anak serta adopsi ilegal. 

Dengan semakin maraknya kasus penculikan anak di berbagai negara, terutama di negara-negara berkembang, penonton diajak untuk merenungkan tentang sejauh mana peran masyarakat dalam melindungi anak-anak yang rentan.

Film ini turut mengeksplorasi dunia adopsi yang tidak selalu sesederhana yang kita bayangkan. Banyak pasangan yang berharap untuk mengadopsi anak seringkali jatuh ke dalam jebakan praktik adopsi ilegal. 

Hal ini disebabkan oleh sistem yang kurang transparan, birokrasi yang rumit, serta banyaknya oknum yang ingin memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan pribadi. 

Reclaim ingin mengungkap kisah-kisah tragis di balik dunia adopsi yang sering tersembunyi dari sorotan publik.

Salah satu aspek paling menarik dari Reclaim adalah bagaimana film ini menangani dinamika emosi antara orang tua yang berusaha keras untuk mendapatkan anak melalui adopsi. 

Rasa putus asa, kehilangan, dan determinasi untuk melindungi keluarga menjadi dorongan utama yang mendorong alur cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun